Tak Punya Biaya, Toimin Pasrah Digerogoti Penyakit
![Tak Punya Biaya, Toimin Pasrah Digerogoti Penyakit](https://radarlamsel.disway.id/uploads/Foto-11-110x96.jpg)
SIDOMULYO – ‘Biaya berobat mahal’ itulah jerit Toimin (36) warga Dusun VII Banjarsari, Desa Kotadalam, Kecamatan Sidomulyo. Sebab itu, keluarganya hanya bisa pasrah ketika pergelangan kakinya perlahan mulai dilahap penyakit misterius yang diderita sejak tahun 2008 silam. Toimin tak tahu pasti penyakit apa yang tengah mendekapnya selama sepuluh tahun itu. Yang jelas sejak 2008 silam aktivitas Toimin hanya berkutat diatas ranjang bambu berdinding geribik. Jangankan bicara biaya untuk berobat, untuk beranjak dari tempat tidur saja ia kesulitan. Pria ini pun mengaku aktivitasnya dihabiskan diatas ranjang, mulai dari makan, tidur sampai buang air besar (BAB) juga ditempat yang sama. Kepada Radar Lamsel, Toimin menjelaskan, dirinya pernah mendapat perawatan medio 2009 – 2010. Setelah itu ia tak pernah lagi dirujuk ke rumah sakit lantaran terbentur biaya pengobatan. “Ada yang bilang kusta, ada yang bilang herves. Pernah juga dibawa ke RS. Abdul Moeloek 2009 silam,” ujar Toimin. Bila sedang kambuh, Toimin mengaku sekujur tubuhnya terasa panas dingin. Dampaknya, kata dia, bisa sampai enam hari enam malam dirinya tak dapat tidur menahan rasa sakit yang mendekapnya. “Kambuhnya hampir setiap hari, kalau sedang sakit-sakitnya bisa sampai enam hari enam malam nggak tidur,” ujar anak pertama dari Sarti (57). Toimin tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Ibu dan adiknya pun tak dapat berbuat banyak lantaran bekerja serabutan, hanya cukup untuk membeli segumpal garam dan sebungkus mie instan. Sebab sudah dua bulan jatah Raskin yang dinanti tak kunjung sampai ketangan keluarga miskin ini. Sejak kepulangannya dari perawatan pada 2008 silam, Toimin hanya bertahan dengan mengandalkan obat-obatan warung dengan harga tak lebih dari Rp 2000,-. Bila sedang tak ada uang untuk membeli obat sesekali ibunya membuatkan jamu penahan rasa sakit. “Kalau nggak minum bodrek atau oskadon ya minum jamu, penahan rasa sakit saja. Soalnya penyakit ini menghilangkan jari-jemari kaki bagian kanan yang sudah digerogoti sampai pangkal mata kaki,” ucapnya. Dikatakan Toimin dirinya tak menutup pintu apabila ada seorang dermawan yang ingin meringankan penderitaannya. Pasalnya meski ditawari untuk dirawat di RS Toimin tak punya dana untuk sekdar makan dan baiaya hidup keluarganya selama menginap disana. “Kalau dirawat ya saya berterimakasih sekali, tapi jujur saja diluar biaya perawatan itu saja keluarga saya nggak sanggup,” ungkapnya. Sumardi (40) Ketua RT 01 Dusun Banjarsari Desa Kotadalam mengatakan sebelumnya Toimin tinggal diujung dusun. Kemudian berpindah ke rumah geribik dengan fasilitas dua lampu penerangan yang menemani keluarga itu. “Ya, benar Toimin tercatat sebagai warga Kotadalam Kecamatan Sidomulyo,” jelasnya. Terpisah Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo dr. Rocky Sihombing menjelaskan beberapa waktu lalu jajarannya sudah meninjau korban dan berupaya merujuk korban ke rumah sakit. Namun Rocky belum dapat memastikan penyakit yang diderita Toimin tersebut. “Penyakit itu semacam penyakit yang menyerang jaringan sel-sel tubuhnya. Sehingga perlahan jari jemarinya digerogoti. Tapi itu bukan kusta, bukan pula hervest,” ujar Rocky saat dihubungi wartawan koran ini. Rocky melanjutkan penyakit semacam itu hanya dapat diobati dengan perawatan intensif. Namun jelas yang dibutuhkan kata dia adalah merujuk pasien ke rumah sakit bonavit. “Harus ditangani oleh dokter spesialis, kalau dirawat di puskes ya nggak akan sembuh,” imbuhnya. (ver)
Sumber: