Ridho Sebut Ada Kawasan Strategis, Jokowi: Kalau Bermanfaat Kenapa Tidak?

BAKAUHENI – Pemerintah Provinsi Lampung meminta Pemerintah Pusat untuk menjadikan kawasan hutan seluas 3.000 hektar yang ada di Lampung diubah menjadi kawasan industri. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Lampung M. Ridho Ficcardo kepada Presiden Joko Widodo saat acara peresmian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni – Teranggi Besar di Kecamatan Bakauheni, Minggu (21/1) kemarin. Ridho mengatakan, ada lahan ribuan hektar milik pemerintah pusat yang bisa dijadikan sebagai kawasan industri yang memiliki potensi. Namun, Ridho tak menjelaskan secara rinci dimana letak lahan yang dimaksud. “Ada lahan yang luasnya mencapai 3.000 hektar, itu bisa dijadikan kawasan industri strategis,” kata Ridho. Jika pemerintah pusat berkenan mengubah lahan bekas hutan itu, Ridho meyakini kawasan itu bisa menjadi gerbang pekerjaan bagi masyarakat. “Lampung sebagai sumber pangan peringkat keempat nasional, ada banyak produk di Lampung. Jika lahan itu menjadi kawasan industri, maka bisa membukakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Lampung,” katanya. Mendengar pernyataan Ridho, Presiden Joko Widodo mengaku tertarik dan memiliki niat untuk memberdayakan kawasan seluas 3.000 hektar itu dan menjadikannya sebagai kawasan industri. “Kalau memang ada investasi dan investor yang berminat, baru nanti akan saya perintahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk melihat lapangannya. Karena pak gubernur tadi menyampaikan lapangannya itu sudah enggak ada hutannya,” ujarnya. Presiden Jokowi mengatakan, kalau kawasan itu bisa dialihkan untuk hal yang lebih besar manfaatnya dan lebih produktif, ia akan menyetujuinya. “Kalau bermanfaat dan produktif, kenapa tidak?,” katanya. Meski demikian, mantan Gubernur DKI Jakarta ini enggan mengubah kawasan itu secara sembarangan. Jokowi akan mengizinkan kawasan yang dimaksud itu untuk diubah, namun dengan catatan investasi dan investor yang berminat harus memiliki tujuan yang jelas. “Pertanyaannya siapa yang mau masuk kesitu harus jelas dulu, investasi investornya siapa, harus jelas. Untuk apa?, harus jelas sebelum kita putuskan,” tutupnya. (rnd)
Sumber: