Tendik PAUD Berkompeten Masih Minim
KALIANDA – Minimnya keberadaan tenaga pendidik (tendik) PAUD yang berkompeten serta berstatus sarjana membuat HIMPAUDI Lamsel terus melakukan upaya untuk meningkatkan mutu para pendidik. Memberikan diklat berjenjang kepada pahlawan tanpa tanda jasa itu adalah cara tepat yang bisa dilakukan. Pasalnya, sertifikat kompetensi yang diperoleh dari pelatihan diklat berjenjang diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai dasar untuk menjadi tendik TK/PAUD. Namun, hal ini menjadi persoalan sebab biaya yang dikeluarkan oleh para tendik lumayan besar untuk mengikuti diklat tersebut. HIMPAUDI berharap, Pemkab Lamsel melaluiu Dinas Pendidikan (Disdik) bisa mengalokasikan anggaran untuk keperluan tersebut setiap tahun secara berkelanjutan. Sebab, saat ini jumlah tendik PAUD yang dinyatakan layak dan bersertifikat baru sekitar 180 dari 1.965 tendik PAUD yang terdaftar di organisasi tersebut. “Bisa kita lihat sendiri, jumlahnya tidak signifikan. Sertifikat kompetensi ini semestinya jadi acuan bagi para pengelola PAUD dalam merekrut pendidik. Tetapi, jika diterapkan tentu saja anak-anak didik kita terlantar karena minimnya tendik yang berkompeten. Maka dari itu, perlu campur tangan pemerintah dalam hal ini,” ungkap Wakil Ketua I HIMPAUDI Lamsel Dyah Apik Citra Rukmi, S.Pd, AUD saat berbincang dengan Radar Lamsel, kemarin. Meskipun aturan mengenai standar yang harus dipenuhi setiap PAUD dalam rekrut tendik belum ditetapkan, tambahnya, namun Pemkab Lamsel hendaknya harus bersiap sedini mungkin memenuhi kriteria tersebut. Sebab, hal ini sangat menentukan masa depan anak dalam pembentukan karakternya. “Karena, dalam diklat berjenjang sertifikat kompetensi yang dikeluarkan langsung dari Kementerian Pendidikan melalui Dirjend PAUD. Bahkan, jika memiliki sertifikat itu para tendik bisa melanjutkan kuliah jurusan tendik PAUD tanpa harus mengambil semua mata kuliah atau konversi. Jadi, sangat bermanfaat sekali bagi tenaga pendidik,” bebernya. Sejauh ini, lanjutnya, HIMPAUDI baru pertama kali menggelar diklat berjenjang tingkat dasar untuk mewujudkan harapan memiliki tendik PAUD yang berkualitas dan profesional. Sebab, sejauh ini tidak ada anggaran khusus untuk menggelar pelatihan tersebut. “Sertifikat kompeten dari diklat ini sangat bermanfaat bagi mereka. Sebetulnya, setiap tendik bisa mengeluarkan anggaran untuk pelatihan ini. Tetapi, minimal ada suport dari pemkab 50 persen dari biaya itu. Sehingga, ada kesinambungan antara tendik dan pemerintah. Kami akan upayakan semoga kedepan bisa diprogramkan,” pungkasnya. (idh)
Sumber: