50 Persen Penduduk Terancam Gangguan ISPA

KATIBUNG – Separuh dari 81.702 jumlah jiwa di Kecamatan Katibung terancam gangguan infeksi saluran pernapasan. Ancaman serius itu tak lepas dari keberadaan belasan tambang batu aktif yang mengelilingi wilayah Katibung. Sejak 1978, wilayah Katibung mulai gencar disasar perusahaan pertambangan batu berskala nasional. Bahkan jantung Kecamatan Katibung notabenne berada di Desa Tanjung Ratu, Tanjung Agung dan Tanjungan terdapat pertambangan batu milik PT. Sumber Batu Berkah (SBB) yang berada tak jauh dari pemukiman. Kasi Pemerintahan Kecamatan Katibung Sutris memaparkan, data terbaru jumlah penduduk di Kecamatan Katibung sebanyak 81.702 jiwa terdiri dari 21.947 kepala keluarga (KK). Diketahui terdapat 13 tambang batu aktif tersebar di tujuh desa sementara dalam kesehariannya operasional truk-truk pengangkut milintas di sembilan desa. Hanya dua desa yang steril dari debu lantaran jauh dari pertambangan batu kedua desa itu yakni Desa Karya Tunggal dan Sidomekar. Berdasarkan jumlah desa yang dilalui truk-truk operasional pertambangan hampir separuh dari 14 desa yang ada di Katibung menghirup debu tersebut. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lamsel dr. Wahyu Wibisana menjelaskan infeksi saluran pernapasan tidak hanya disebabkan oleh bahan kimia saja, tetapi debu juga menjadi pemicu terganggunya saluran pernapasan. “Infeksi saluran pernapasan salah satu penyebabnya adalah debu, jadi bukan hanya radang tenggorokan secara umum dalam ilmu kedokteran itu disebut infeksi saluran pernapasan,” ujarnya saat dimintai penjelasan, Selasa (30/1) kemarin. Bila dihirup secara intensif atau jangka panjang maka debu dapat mengganggu kesehatan manusia. Maka kata dia masyarakat dituntut harus memiliki kekebalan tubuh yang kuat sebagai antisipasi dari penyakit yang disebabkan oleh debu. “Menyiasatinya masyarakat harus melindungi saluran pernapasan dengan masker pelindung debu,” terangnya. Masih kata Wayhu dalam hal ini anak-anak paling beresiko terserang gangguan pernapasan. Cara memantau kesahatan anak-anak adalah dengan memperhatikan indeks kesehatan minimal seminggu sekali dilakukan pengecekan. Berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Katibung didesa yang dilalui truk-truk pengangkut batu terdapat 23 Sekolah Dasar (SD). Data tersebut belum dikalkulasikan dengan jumlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada disekitar pertambangan batu. Maryam (40) ibu rumah tangga asal Desa Pardasuka mengaku terganggu aktifitasnya oleh debu yang dihasilkan truk-truk pengangkut batu. Namun tidak ada antisipasi khusus yang melindungi pernapasannya. “Bagaimana mau pakai masker kalau nggak dibagikan ke warga,” ucapnya. Belum lama ini gejolak kembali terjadi antara warga Desa Tarahan dengan pertambangan batu. Masyarakat mengeluhkan aktifitas peledakan batu yang diklaim mengganggu ketenangan warga. Disisi lain nyaris sebagian warga diwilayah Katibung tak memakai masker pelindung debu. (ver)
Sumber: