Pemprov Diminta Tambah Kuota Guru Honor yang Dapat Insentif
KALIANDA – Janji Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo akan memberikan insentif tambahan bagi tenaga honorer non guru tingkat SMA/SMK dalam kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Lampung Selatan disambut baik Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Selain tambahan insentif untuk petugas tata usaha (TU), para kepala sekolah juga meminta agar ada penambahan kuota insentif guru honor yang dirasa masih sangat minim. Untuk diketahui, M. Ridho Ficardo berjanji akan menambah insentif bagi tenaga honorer non guru tingkat SMA/SMK sebesar Rp500 ribu per bulan. Sementara untuk insentif guru honorer telah diberikan sebelumnya dengan kuota terbatas. Ketua MKKS SMK Lamsel Harminto mengungkapkan, pemerintah sudah semestinya memikirkan nasib para tenaga honorer non guru yang bertugas pada bagian TU sekolah. Meskipun mereka telah menerima honor dari sekolah masing-masing, pemberian insentif tambahan dari pemerintah bisa menjadi sebuah perangsang etos kerja mereka. “Setidaknya mereka mendapatkan pengakuan dari pemerintah. Tugas mereka di TU juga cukup besar tanggungjawabnya. Kalau ada tambahan insentif, tentu saja akan menambah semangat mereka dalam bekerja,” ungkap Harminto kepada Radar Lamsel di ruang kerjanya, kemarin. Sejauh ini, imbuhnya, pihaknya belum mengetahui berapa kuota atau jumlah tenaga honorer non guru yang bakal menerima insentif tambahan dari Pemprov Lampung. Sebab, hingga saat ini belum semua guru honorer yang memperoleh tambahan insentif dari pemerintah. “Kami juga selalu mendorong pemprov untuk memberikan tambahan insentif ke seluruh guru honor. Karena, untuk tingkat SMK baru 184 guru honorer yang mendapatkan insentif tambahan setiap bulannya. Sisanya kami juga belum tahu kapan bakal memperoleh tambahah penghasilan dari pemerintah,” imbuhnya. Harminto menjelaskan, keberadaan tenaga honorer sangat membantu jalannya kegiatan belajar mengajar di setiap sekolah. Bahkan, dia menyebutkan jika tidak ada guru honorer maka sekolah tidak akan berjalan dengan baik. “Kita harus akui hal ini. Karena, kalau tidak ada guru honor sekolah itu akan lumpuh. Karena memang mereka sebagai ujung tombak. Maka, disetiap kesempatan saya selalu memberikan bisikan dan masukan ke jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Lampung untuk menambah kuota guru honor untuk dapat insentif. Tahun 2018 ini, saya belum tahu apakah akan bertambah atau tetap,” tutupnya. Hal senada dikatakan Ketua MKKS SMA Lamsel M. Nurdin. Dia menerangkan, keterbatasan kuota guru honorer yang mendapatkan insentif tambahan dari pemerintah bisa menimbulkan kecemburuan di kalangan para guru honor. Berdasarkan pantauannya di lapangan, para guru honor yang mendapatkan insentif tambahan kinerjanya lebih baik dibandingkan mereka yang hanya menerima gaji dari sekolah masing-masing. “Memang benar, ada kriteria tersendiri bagi guru honor yang mendapatkan insentif. Misalnya, jam mengajar diatas 24 jam per bulan,masa kerja dan lain sebagainya. Tetapi, alangkah baiknya kalau semua guru honor diberi tambahan insentif supaya lebih semangat mengajar,” pungkas Nurdin tanpa menjelaskan jumlah guru honorer SMA yang memperoleh tambahan insentif. (idh)
Sumber: