Beri Pelatihan Pembuatan Panganan Lokal
KALIANDA – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) mensosialisasikan dan memberikan pelatihan tentang tata cara pengolahan bahan pangan lokal kepada masyarakat, baik melalui kelompok usaha jasa boga maupun pengelola kantin. Pelatihan tersebut digelar di Wisma Belerang Kalianda, Kamis (17/12). Kepala BKP Lamsel Ir. Rini Ariasih mengungkapkan, sosialisasi dan pelatihan itu digelar dalam rangka mengembangkan sekaligus mempromosikan makanan lokal khas daerah. Sebab, Lamsel kaya akan hasil pertanian yang dapat diolah menjadi makanan lokal seperti dari buah pisang, ketela, singkong, jagung, labu dan tanaman umbi-umbian lainnya yang tersebar di lahan pertanian yang ada di Kabupaten Khagom Mufakat ini. “Hingga kini masih banyak masyarakat khususnya para pemilik usaha jasa boga yang belum bergairah memanfaatkan hasil-hasil pertanian tersebut untuk diolah menjadi makanan lokal khas daerah. Padahal, makanan hasil olahan dari bahan pangan lokal seperti simpok labu, kue bolu singkong, roti gegandu, keripik pisang dan ketela, wingko pisang, maupun makanan ringan lainnya, memiliki rasa yang tidak kalah nikmatnya dengan makanan mewah. Maka kami gelar kegiatan ini,”ungkap Rini disela kegiatan. Pihaknya selalu mengagendakan pelatihan-pelatihan tentang cara-cara pengolahan makanan berbahan pangan lokal, bagi kelompok-kelompok usaha jasa boga dan pengelola kantin sekolah setiap tahunnya. Sebab, lanjutnya, makanan lokal merupakan panganan yang mudah diperoleh, memiliki jenis yang beragam, serta dapat diproduksi baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun dijual. “Dengan adanya pengembangan panganan lokal ini, kami berharap dapat meningkatkan konsumsi pangan yang beragam di tingkat rumah tangga, meningkatkan pendapatan keluarga, sekaligus mempromosikan panganan lokal khas daerah. Agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas,”lanjutnya. Maksud dan tujuan digelarnya kegiatan pelatihan teknis dan sosialisasi pembuatan pangan lokal bagi para pelaku usaha jasa boga, kelompok wanita tani (KWT) dan pengelola kantin sekolah ini, imbuhnya, selain untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga melalui peningkatan konsumsi dan ketersediaan pangan lokal, juga sebagai upaya percepatan promosi makanan lokal khas daerah. “Intinya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keanekaragaman produksi bahan pangan lokal bagi peningkatan pertumbuhan dan kehidupan manusia di masa mendatang. Sekaligus meningkatkan keterampilan masyarakat dalam hal mengolah makanan berbahan pangan lokal,”pungkasnya. (idh)
Sumber: