Banjir di Sragi Belum Surut, Warga Mulai Keluhkan Penyakit

Banjir di Sragi Belum Surut, Warga Mulai Keluhkan Penyakit

SRAGI – Sudah sepekan bencana banjir yang melanda Desa Bandaragung, Kecamatan Sragi berlangsung. Hingga Selasa (13/3) kemarin, banjir masih setinggi sekitar 80-120 meter. Puluhan rumah warga masih tergenang banjir dan ditinggal pemiliknya mengungsi ke posko yang disiapkan Pemkab Lamsel. Hingga saat ini total rumah yang tergenang banjir sebanyak 60 rumah. Banjir melanda Dusun Umbur Besar, Desa Bandar Agung. Untuk menjaga situasi rumah warga yang dilanda banjir, jajaran kepolisian dan TNI masih berjaga dilokasi banjir. Kepala Desa Bandaragung Samsul mengatakan, hingga memasuki hari ke tujuh luapan air sungai way Sekampung dan menggenangi rumah warga hingga kemarin belum ada tanda-tanda air surut. “Belum ada tanda-tanda air surut. Bahkan saat ini masih ketinggian antara 80-120 sentimeter. Kami belum bisa memprediksi kapan air akan surut karena cuaca terus hujan setiap hari,” kata Samsul, kemarin. Sementara itu, bencana banjir yang melanda wilayah Desa Bandaragung mulai berdampak pada kesehatan masyarakat yang mengungsi di posko yang disiapkan pemerintah. Berdasarkan data di Posko Kesehatan setempat, terdapat 113 orang terdeteksi penyakit kulit, demam dan gejalan tekanan darah menurun. Masyarakat korban banjir luapan Sungai Way Sekampung Dusun Umbulbesar, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi mulai mengeluhkan penyakit kulit, Selasa (13/3). Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Sragi Sumari mengatakan, sebagian besar mayarakat mengeluhkan gatal-gatal dan kutu air. “Dari data dua hari ini (Senin dan Selasa) ada 113 pasien yang datang ke posko kesehatan dan sebagian besar yang dikeluhkan adalah gatal-gatal dan kutu air,” ujarnya. Dijelaskan Sumari, timbulnya penyakit kulit tersebut karena kondisi air pada saat ini sedang tercemar. Selain itu terdapat beberapa balita yang mulai terkena demam. Ia juga mengatakan, pihaknya akan terus bekerja secara optimal. “Penyebabnya karena kondisi air yang sedang tercemar. Hari ini (Selasa’red) ada 2 anak-anak yang terserang diare, dan beberapa balita yang mulai terserang demam,” uacapnya. Camat Sragi Bibit Purwanto mengatakan, sejauh ini bantuan untuk korban banjir tetap terus berdatangan dari dinas maupun instansi. “Sampai hari ini bantuan terus datang selain dari dinas ada beberapa relawan dari PMR dan Pramuka,” ujarnya. Sementara itu, bencana banjir juga melanda Desa Pulau tengah, Kecamatan Palas. Sedikitnya ada 17 rumah di desa ini tergenang banjir setinggi 70 sentimeter. Meski demikian, warga setempat tetap bertahan dirumahnya masing-masing. Banjir di Desa Pulau tengah ini disebabkan pintu air irigasi tidak berfungsi sehingga air masuk kerumah warga. Kepala Desa Pulau Tengah Suyono mengatakan, banjir yang melanda Dusun 2 tersebut tersejadi sejak hari Senin (12/3) dan merendam 17 rumah warga. “Penyebabnya pintu air tidak berfungsi akibatnya 17 rumah penduduk terendam banjir, sejauh masyarakat yang terkena banjir baru mendapatkan bantuan kesahatan saja, ” ucapnya saat di lokasi banjir. UPT Puskesmas Kecamatan Palas dan Dinas kesehatan Lampung Selatan membuka posko kesehatan korban banjir yang terjadi di Desa Pulau tengah. Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Palas Bambang Prianto mengatakan, keluhan di sampaikan korban banjir juga penyakit kulit dan gatal-gatal. Selain beberapa lansia terkena darah rendah. “Sebagian besar  yang datang ke posko adalah lansia, keluahannya gatal-gatal dan darah rendah,” pungkasnya. (Cw1)

Sumber: