Coret Seragam dan Konvoi Dijalan Masih Jadi Tradisi Rayakan Kelulusan

Coret Seragam dan Konvoi Dijalan Masih Jadi Tradisi Rayakan Kelulusan

SMK Lulus 100 Persen, SMA Diumumkan Hari Ini

KALIANDAEuphoria merayakan kelulusan sekolah dengan mencorat-coret baju seragam serta konvoi di jalan raya masih menjadi tradisi pada pengumuman tingkat SMK di Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (2/5) kemarin. Padahal, hasil rapat kerja MKKS SMK Lamsel telah menyepakati jika pengumuman dilakukan secara online pada waktu bakda Ashar. Namun, aksi konvoi siswa kelas XII SMK yang baru tamat ini telah dilakukan sejak pagi. Pantauan Radar Lamsel, perkantoran Pemkab Lamsel dan sejumlah lokasi yang biasa menjadi tempat ‘nongkrong’ para kaula muda masih menjadi favorit mereka berkumpul. Meskipun aparat kepolisian berupaya membubarkan para pelajar tersebut, namun mereka tetap kembali dan berkumpul dengan siswa lainnya. Ketua MKKS SMK Lamsel Harminto menegaskan, tingkat kelulusan siswa SMK pada tahun ajaran 2017/2018 ini mencapai 100 persen. Dari 45 SMK baik negeri maupun swasta dengan jumlah peserta 5.270 siswa semuanya dinyatakan lulus. Sementara nilai tertinggi diraih oleh Ihsan Abdilah dari SMK Budi Karya Natar dengan total nilai 334,00. Dirinya mengaku terkejut dengan adanya aksi konvoi siswa yang merayakan kelulusan. Padahal, pengumuman secara online baru dilakukan pada pukul 15.30 WIB. “Hasilnya memang memuskan lulus 100 persen. Tetapi, yang coret-coret baju dan konvoi itu siswa dari mana. Kami sudah menyepakati pengumuman secara online setelah sholat Ashar. Tetapi, kita juga tidak bisa memungkiri jika hal ini sudah tradisi di Indonesia,” ungkap Harminto kepada Radar Lamsel, kemarin. Dia menambahkan, tradisi merayakan kelulusan dengan cara seperti itu memang menjadi moment yang ditunggu-tunggu oleh para siswa tingkat akhir. Yang dikhawatirkan, aksi tersebut menjadi anarkis ketika mereka berkumpul lalu timbul suatu keberanian yang menumbuhkan jiwa radikalisme. “Sebenarnya kalau hanya coret baju, tandatangan dari teman-teman bahkan para guru dan wali kelas juga diminta menandatangani baju sebagai kenangan terindah tidak jadi masalah. Persoalan dilarang itu karena takut mereka berbuat hal lain karena kumpul-kumpul diluar. Bisa saja mereka mabuk-mabukan dan menimbulkan kecelakaan saat konvoi,” imbuhnya. Semestinya, lanjut dia, setiap sekolah memiliki cara atau trik tersendiri agar siswanya tidak melakukan hal tersebut. Seperti yang dilakukan SMK N 1 Kalianda yang telah menyediakan ruang bagi siswa untuk menunjukan kreatifitasnya sebagai moment merayakan kelulusan. “Tiga hari lalu kami sudah menyediakan ruang bagi mereka di sekolah. Sebutan kegiatannya yaitu flash mob di sekolah. Mereka bebas melakukan lelucon apa saja atau membuat momen apa saja sebagai kenangan mereka. Disana, kami juga menyediakan panggung seni untuk siswa menumpahkan kreatifitasnya,” terangnya. Terpisah, Kapolres Lamsel AKBP M. Syarhan, SIK menghimbau, setiap Polsek untuk melakukan patroli diwilayahnya masing-masing untuk menghindari adanya konvoi para pelajar tersebut. Bahkan, larangan keras bagi mereka yang nekat turun ke jalanan dengan melakukan penangkapan harus dilakukan. “Ada beberapa dari para siswa yang tertangkap melakukan konvoi di jalan. Mereka di bawa ke Mapolres Lamsel untuk diberikan pembinaan. Sekaligus melakukan pemeriksaan surat-surat kendaraan yang mereka gunakan. Setelah itu, orang tua dan pihak sekolah kami panggil untuk menjemput anaknya,” terang Syarhan. Untuk diketahui, pengumuman kelulusan siswa tingkat SMA bakal dilaksanakan, Kamis (3/5) besok (hari ini’red). Ketua MKKS SMA Lamsel M. Nurdin, M.Pd., menegaskan, tingkat kelulusan SMA mencapai 99,04 persen. Tiga orang siswa dinyatakan tidak lulus karena tidak mengikuti berbagai syarat kelulusan seperti KBM, USBN serta UN. “Ya, tiga siswa ini memang sudah tidak melanjutkan sekolahnya. Persoalannya ada yang menikah dan satu lainnya meninggal dunia. Tetapi, mereka sudah terdaftar sebagai peserta dan masuk dalam daftar nominasi tetap (DNT) peserta UN dari pusat yang tidak bisa dihapus. Kalau untuk mereka yang mengikuti sebagai peserta UN, semuanya lulus,” terang Nurdin. Nurdin memastikan, pengumuman kelulusan SMA dilakukan secara online. Jadi, tidak ada siswa yang datang ke sekolah untuk alasan apapun. Sehingga, pihak sekolah tidak akan bertanggungjawab apabila terjadi sesuatu kepada anak saat merayakan kelulusan dengan cara yang salah. “Maka kami minta perhatian dan pengawasan dari para orang tua murid. Tidak ada lagi siswa yang masuk ke sekolah. Kalau ada yang pamit ke sekolah untuk mengambil hasil kelulusan berarti mereka bohong. Jangan pernah diizinkan karena khawatir mereka akan melakukan aksi ugal-ugalan di jalan,” pungkasnya. (idh)

Sumber: