Menjadi Inspirasi, Menjawab Opini
Wabup Nanang jadi Sosok Inspirator Talkshow Ukhuwah
KALIANDA – Wakil Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto menjadi sosok inspirasi dalam talkshow bertajuk Ukhuwah yang ditayangkan di stasiun televisi TVRI Nasional. Masa kecilnya yang pernah mengenyam pendidikan di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani Jakarta diharapkan mampu memotivasi seluruh generasi muda bangsa Indonesia, yang senasib dengannya. Ya, jalan panjang memang telah dilalui Nanang Ermanto sebelum duduk dikursi jabatan Wakil Bupati. Saat SMP, ia merupakan anak nakal yang kerap bertengkar dengan orang. Sampai akhirnya, ia disekolahkan di PSMP Handayani, Jakarta oleh orang tuanya. Namun siapa sangka, kini ia berhasil menjadi pemimpin Kabupaten Lampung Selatan bersama Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan. Kisah inspirasi mantan Kepala Desa (Kades) Waygalih, Kecamatan Tanjungbintang itu lantas disiarkan di stasiun televisi TVRI. Acara talkshow itu, ditayangkan secara langsung selama dua jam pada Rabu (23/5/2018) yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB. Radar Lamsel juga sempat menonton acara yang dipandu oleh host Bayu Sutiyono itu. Nanang Ermanto duduk bersanding dengan dua Menteri yaitu Menteri Sosial (Mensos) RI H. Idrus Marham dan Menteri BUMN Rini Soemarno serta Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. Nasaruddin Umar. Kepada Radar Lamsel, Nanang yang belum lama ini diamanatkan menjadi Ketua DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Lampung itu mengakui bahwa dirinya diminta untuk tampil di TVRI dalam acara tersebut. “Kalau tidak salah, saya dihubungi sekitar dua minggu lalu untuk acara ini. Saya merasa, ini merupakan hal yang penting bagi generasi muda kita,” kata Nanang. Menurut Nanang, perjalanan hidup setiap orang tidak perlu ditutup-tutupi. Meski ia mengakui dikala muda, ia merupakan anak yang mungkin tidak disenangi oleh sebagian orang. Namun setiap orang tentu memiliki keinginan untuk berubah dan merubah nasibnya. “Ini yang juga sebenarnya ingin saya tularkan kepada para generasi muda, yang kita sebut saja mereka yang kurang beruntung. Bukankah kita sebagai orang Islam meyakini, bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika tidak kaum itu sendiri yang merubah nasibnya,” ungkap Nanang. Terlepas dari itu, Nanang sangat mengapresiasi acara tersebut. Bahkan, bagi dirinya acara itu merupakan sebuah penegasan bahwa keberadaan atau eksistensi PSMP Handayani yang pernah mendidiknya tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, hingga saat ini PSMP Handayani masih melakukan kegiatan pendidikan. Selain itu, ia juga berharap kegiatan itu dapat memberikan pandangan yang berbeda kepada publik. Sebab, selama ini publik selalu mengklasifikasikan kelas tempat pendidikan sekolah. “Acara ini menjawab semua keraguan yang selama ini ada dimasyarakat. Apa iya, Nanang itu sekolah. Kalau sekolah, sekolah dimana? Pertanyaan ini selalu muncul dan kerap dipolitisasi,” ungkap mantan anggota DPRD Lamsel itu. Kedepan, Nanang berharap masyarakat tidak lagi mengklasifikasi sekolah kedalam kasta sosial. Sekolah apapun dan dimanapun, kata Nanang, merupakan tempat belajar yang akan mampu merubah setiap nasib seseorang dimasa yang akan datang. Terlebih keinginan untuk merubah nasib itu datang dari dalam diri seseorang. “Saya juga berharap kepada Negara ini juga tidak membuat jurang pemisah tempat sekolah. Kalau bisa, sudahlah dihapus juga sekat antara sekolah negeri dan swasta yang kini masih hidup dimasyarakat,” harap Nanang. (edw)Sumber: