Skema Jalan Penghubung Mulai Digambar

Skema Jalan Penghubung Mulai Digambar

SIDOMULYO – Keinginan warga Dusun Sidosari dan Dusun Ketibung, Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo untuk mendapatkan jalan alternatif tengah mamasuki babak baru. Usai mengajukan permohonan secara resmi kepada PT. Hutama Karya akibat tertutupnya akses warga oleh pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), gambaran skema jalan penghubung diklaim tengah berlangsung. Kepala Desa Sidomulyo Sutanto mengamini, saat ini babak baru persoalan jalan fronted atau jalan penghubung tengah dalam proses penggambaran kontraktor. “ Sudah ada kabar baik, pihak HK sudah merespon laporan dan saat ini proses penggambaran tengah ditangani kontraktor untuk pengadaan jalan alternatif yang tertutup JTTS,” kata Sutanto kepada Radar Lamsel, Kamis (19/7). Sutanto menginstruksikan agar warga dua dusun bersabar terkait pengadaan jalan alternatif tersebut. Sebab skema jalan kata dia bakal dibuat melingkar guna menghindari akses JTTS. “ Rencana jalan penghubung itu sudah diproses. Artinya ada titik terang dari usaha semua pihak selama ini. Pihak HK mengatakan sedang memproses gambar kerja kontraktor jalan STA 47 itu,” terangnya. Pada bagian lain, upaya serupa juga dilakukan oleh warga dua desa yakni Desa Sidowaluyo dan Desa Sidorejo untuk pengadaan jalan alternatif. Namun belum ada tanggapan dari pelaksana JTTS di stationing tersebut. Kepala Desa Sidowaluyo Haroni menerangkan, saat ini warga khawatir apabila JTTS dirampungkan maka jalan utama menuju persawahan dan perkebunan bakal tertutup dan tak ada opsi jalur alternatif. “ Satu jalur menghubungkan Sidowaluyo – Way gelam, satu jalur lagi menghubungkan Sidowaluyo – Sidorejo. Kedua jalur itu adalah akses warga menuju lahan pertanian,” kata Haroni. Ia menjelaskan sudah pernah membahas persoalan ini ke tingkat kecamatan dan kepada PT. Waskita Karya pelaksana JTTS diwilyah Sidowaluyo. Namun  kata dia, hal itu belum membuahkan hasil alias nihil opsi. “ Belum ada opsi apapun, masyarakat juga bingung kalau sampai jalan itu ditutup. Padahal aksesnya bisa menghubungkan tiga desa sekaligus,” urainya. Meski begitu, Haroni memastikan saat ini jalan warga belum ditutup secara permanen oleh pelaksana JTTS dan masih digunakan warga selama 24 jam. “ Belum ditutup karena belum ada opsi lain,” tandasnya. (ver)

Sumber: