Ribuan Hektar Lahan Padi di Palas Kekeringan
PALAS – Kemarau yang mulai melanda wilayah Lampung Selatan mulai dirasakan sejumlah petani di Kecamatan Palas. Dampak yang dirasakan petani diwilayah yang menjadi sentra pertanian padi di Lamsel ini adalah tidak bisa melanjutkan tanam padi musim gadu ini. Seluas 2.000 hektar lahan pertanian padi di Kecamatan Palas mengalami kekeringan. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Palas Agus Santosa mengatakan, dari total luas 7.200 hektar lahan padi di Palas, seluas 2.000 hektar tidak bisa ikut tanam pada musim gadu tahun ini. “Diperkirakan 2.000 hektar tidak bisa ikut tanam pada musim gadu,” kata dia kepada Radar Lamsel saat ditemui dikantor UPT Pertanian Kecamatan Palas, Selasa (31/7) kemarin. Agus mengungkapkan, lahan padi yang tidak bisa ikut tanam tersebut dikeranakan lahan tersebut berada jauh dari sumber pengairan. “Sebagian besar lahan yang tidak bisa ikut tanam berada si wilayah barat. Seperti Desa Kalirejo, Bumidaya, Bali Agung dan Desa Bumiasri. Lahan pertanian di desa itu jauh dari sumber pengairan sehingga rawan kekeringan,” ungkapnya. Untuk mencegah kekosongan lahan, pihaknya mengimbau petani utuk beralih pada tanaman palawija yang lebih sedikit membutuhkan air. “Agar lahan tidak kosong, kami arahkan petani untuk menanam palawija, seperti jagung, cabai dan sayur mayur yang sedikit membutuhkan air,” tuturnya. Sementara itu, luas lahan yang sudah memasuki masa tanam pada musim gadu di Kecamatan Palas saat ini 1.898 hektar. Agar terhindar dari ancaman kekeringan setelah masa tanam pihaknya mengimbau petani terus melakuan penyiraman dengan pompanisasi. “Hingga saat ini, yang sudah memasuki masa tanam seluas 1.898 hektar sedangkan sisanya masih dala penggarapan lahan. Untuk mencegah kekeringan kami juga terus mengimbau petani untuk terus melakukan penyiraman dengan pompanisasi,” ucapnya. (Cw1)
Sumber: