PT. FSH Tak Becus Kerjakan Proyek

PT. FSH Tak Becus Kerjakan Proyek

WAYSULAN – Masyarakat di Desa Pamulihan dan Desa KarangPucung, Kecamatan Way Sulan kembali dikecewakan. Penyebabnya, hasil pengerjaan jalan penghubung dua desa tersebut mulai mengalami kerusakan disejumlah titik. Pengerjaan ruas jalan dan jembatan kabupaten melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dianggap tak sesuai ekspektasi, dengan nilai prestisius yakni Rp 3.914.000.000,00- nyaris menyentuh Rp 4 miliar. “ Belum lama. Baru juga sebulan lebih tapi sudah mulai rusak. Baik hotmix maupun cor beton mulai retak,” ujar pengguna jalan yang mengaku bernama Mustarom (35) saat dimintai tanggapan, Minggu (5/8) kemarin. Mustarom menuturkan, ruas jalan penghubung dua desa itu terbagi menjadi dua versi yakni sekitar 400 meter dibangun dengan material hotmix dan sisanya dibangun dengan material cor beton. “Kalau panjang jalan sekitar 1 kilometer, yang rusak dibagian hotmixnya. Terus terang warga kecewa kalau kualitasnya seperti ini dengan nilai yang seperti itu (Rp 3,9 m ‘red),” ungkapnya. Sorotan pun tertuju pada PT. Fajar Sumber Hidayat (FSH) sebagai kontraktor dengan menggandeng Cv. Exalindo Konsultan sebagai konsultannya. Proyek tersebut dideadline 120 hari waktu pelaksanaan. Terpisah, Kepala Desa Pamulihan Saparudin juga tak dapat menutupi kekecewaannya terhadap hasil pengerjaan jalan tersebut. Seharusnya, kata dia, nominal prestisius sebanding dengan kualitas yang ditawarkan. “ Ya memang sudah amblas dibebarapa titik. Itu pun dari pantauan warga sudah dikeruk oleh rekanan untuk dibenahi dan yang retak juga sudah ditutupi,” kata Saparudin. Orang nomor satu di Way Sulan itu mengibaratkan, pekerjaan semacam itu seharusnya mencontoh pengerjaan Dana Desa (DD) yang dinilai lebih selektif dan ketat pengawasan. “ DD kan ketat dan selektif, tapi kok APBD sendiri kualitasnya malah terbalik,” tandasnya. Sementara Camat Way Sulan Munir, SE mengaku belum tahu soal kerusakan jalan yang baru beberapa bulan diselesaikan oleh PT. FSH tersebut. Munir enggan memberikan komentar dikarenakan belum melihat langsung kerusakannya. “ Saya belum bisa komentar mas, soalnya belum melihat langsung ke TKP,” singkatnya. Begitu juga dengan Kepala UPT DPUPR Way Sulan Gembong Triono yang mendadak tak aktif nomor teleponnya ketika dihubungi wartawan koran ini, sore kemarin. (ver)

Sumber: