Cuaca Ekstrem, ASDP Pastikan Pelayanan Normal
BAKAUHENI – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Gesofisika (BMKG) Maritim Lampung menyatakan kecepatan angin di wilayah perairan Selat Sunda mengalami peningkatan. Saat ini, kecepatan angin antara 15 – 30 knot. Kepala BMKG Maritim Lampung Sugiyono mengatakan, kondisi angin saat ini mengalami peningkatan 10 knot dari kecepatan sebelumnya. “30 knot itu masih tergolong tinggi. Karena sebelumnya kecepatan angin hanya 20 knot,” katanya saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Minggu (5/8) kemarin. Sugiyono menjelaskan, terjadinya peningkatan kecepatan angin ini masih ada kaitannya dengan musim Muson Australia yang melanda sejumlah wilayah perairan di Indonesia beberapa waktu lalu, salah satunya Selat Sunda. Menurut dia, adanya perbedaan tekanan udara antara wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) dan Belahan Bumi Utara (BBU) juga ikut menjadi penyebab timbulnya angin kencang yang memicu gelombang tinggi di wilayah perairan. “Untuk Selat Sunda masih pada kisaran 1,25 – 2,5 meter. Tapi bisa saja meningkat karena efek dari kecepatan angin yang meningkat,” katanya. BMKG Maritim Lampung memprediksi kondisi cukup ekstrem ini akan berlangsung sampai sepekan kedepan. Untuk kelanjutannya, kata Sugiyono, pihaknya akan memperbarui setelah ada perubahan. “Perkiraan kami sampai 10 Agustus masih cukup ekstrem. Prediksi cuaca berikutnya seperti apa dan bagaimana, nanti kami update kembali,” katanya. Sementara itu, PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni memastikan pelayanan di pelabuhan itu masih berjalan normal. Dari pelayaran dan keberangkatan pun sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. “Berjalan seperti biasa,” kata Humas PT. ASDP Cabang Bakauheni Syaifullail Maslul saat dikonfirmasi, kemarin. Meski pun ada peningkatan, lanjut Syaifull, namun hal itu tak membahayakan. Pelayaran menuju ke Pelabuhan Merak, Banten tak akan mengalami masalah. “Karena kapal yang beroperasi besar semua,” katanya. Pantauan Radar Lamsel di Kecamatan Rajabasa Jum’at (3/8) pekan lalu, kondisi perairan di wilayah ini mengalami peningkatan. Laut pun dalam kondisi pasang. Akibatnya, kapal-kapal nelayan yang biasanya ditambatkan di bibir pantai pun diangkut ke daratan yang tak terjangkau ombak. (rnd)
Sumber: