Kuota Ditambah, Gas Elpiji Tembus Rp35 Ribu Pertabung
KALIANDA – Tambahan kuota gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Lampung Selatan belum terasa efeknya dimasyarakat. Buktinya, hingga Senin (3/9) kemarin harga gas elpiji 3 kilogram masih dijual oleh para pengecer dengan harga kisaran Rp26.000-Rp35.000 pertabung. Bahkan ada yang mencapai Rp38.000 pertabung-nya. Padahal sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan meminta tambahan kuota sebanyak 22.400 tabung dari pihak Pertamina dan Hiswanamigas yang telah direalisasikan pada Minggu (2/9) lalu untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 Kilogram. Ini membuktikan, upaya yang dilakukan oleh Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto dengan melakukan Inspeksi Mendadak (sidak) secara langsung ke tiap-tiap pangkalan resmi gas elpiji 3 kg dan kios pengecer diwilayah Kalianda dan sekitarnya pada Sabtu (1/9) lalu terkesan sia-sia. \"Katanya sudah disidak dan dilakukan penambahan kuota, tapi kok harganya masih sama seperti kemarin antara Rp26.000 sampai Rp35.000. Bahkan ada yang sampai Rp38.000 pertabung nya,\" ujar Ningsih (45),warga Kalianda kepada Radar Lamsel, kemarin. Untuk memastikan hal tersebut, Radar Lamsel pun mencoba berkeliling untuk menyinggahi kios-kios pengecer gas elpiji 3 kg yang ada diseputaran Kota Kalianda. Hasinya memang benar, selain masih langka harga yang dipatok oleh masing-masing pengecer pun masih diatas harga normal yakni antara Rp26.000 hingga Rp35.000 pertabung. \"Kalau barangnya (Gas Elpiji, red) ada bang, tapi harganya mahal Rp35.000 pertabung. Karena saya juga belinya sudah Rp30.000 dari yang berjualan keliling,\" ujar Suntinah, salah seorang pengecer gas elpiji dilingkungan Kantor Pos Lama, Kalianda. Lain halnya yang dikatakan oleh Pak De Sate (60), yang juga pengecer gas elpiji 3 kg dibilangan Pasar Inpres Kalianda. Menurutnya, sejak harga gas elpiji ukuran 3 kg mengalami kenaikan, Ia sudah jarang menjual bahan bakar untuk memasak tersebut. \"Wah edan-edanan mas harga gas sekarang ini. Makanya sampai sekarang gas di warung saya kosong. Bagaimana saya bisa jual dengan harga normal, lah wong belinya aja udah mahal, padahal itu dipangkalan lho belinya,\" ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Peridustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamsel Qorinilwan Niti Jaman mengakui, jika penambahan kuota gas elpiji sebanyak 22.400 tabung yang telah direalisasikan di 11 kecamatan di Lamsel pada Minggu kemarin, memang efeknya belum bisa dirasakan oleh masyarakat. Menurutnya, itu dikarenakan pendistribusian tambahan kuota gas elpiji oleh pihak Pertamina dan Hiswanamigas belum bisa dilakukan secara merata ke masing-masing kecamatan. \"Betul efeknya memang belum dirasakan oleh masyarakat. Sebab, masing-masing kecamatan belum bisa diberikan tambahan kuota gas secara full,\" terangnya. Qorinilwan mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk mengatasi persoalan gas elpiji ukuran 3 kilogram ini dengan melakukan koordinasi ke pihak Pertamina dan Hiswanamigas secara berkelanjutan. \"Pasti akan terus kami pantau. Dan memang sudah kami rencanakan untuk kembali meminta tambahan kuota gas ke pihak pertamina supaya kebutuhan masyarakat dikabupaten ini betul-betul bisa tercukupi,\" katanya. Dia menerangkan, terkait tingginya harga jual gas elpiji ditingkat pengecer, pihaknya mengaku tidak bisa melakukan kontrol secara mendalam. \"Kalau secara aturan untuk harga gas elpiji ukuran 3 kg ditingkat pangkalan itu harganya Rp16.500 pertabung, sedangkan untuk di pengecer naik menjadi Rp17.500 pertabungnya. Tapi pada kenyataannya baik pangkalan maupun pengecer menjual harga sudah diatas harga normal,\" terangnya. Sebelumnya diberitakan, Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengaku gerah dengan ulah para pemilik pangkalan elpiji yang tebang pilih dalam menjual gas elpiji ukuran 3 kilogram kepada masyarakat. Selain tebang pilih dalam menjual gas elpiji, para pemilik pangkalan juga menerapkan harga jual gas elipiji tersebut dengan harga yang berbeda-beda. Itu diketahui saat Nanang Ermanto melakukan inpeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah pangkalan dan warung pengecer gas elpiji di seputaran Kota Kalianda, Sabtu (1/9) pekan kemarin. \"Ini sudah nggak benar namanya. Masa pemilik pangkalan harus pilih-pilih pembeli. Selain itu harga jualnya pun berbeda-beda. Hal seperti ini yang harus dibenahi. Kalau mereka (pemilik pangkalan, red) tidak bisa dibenahi dan tidak mau mengikuti aturan maka akan saya tutup dan cabut ijin pangkalannya,\" ujar Nanang Ermanto kepada Radar Lamsel, disela-sela sidak gas elpiji 3 kilogram diwilayah Kecamatan Kalianda. (iwn) Berikut liputan Saburai TV: https://www.youtube.com/watch?v=ZltC0T84iRw
Sumber: