Frans Nurseto Siap Hengkang dari KONI

Frans Nurseto Siap Hengkang dari KONI

Pengcab Desak Segera Gelar Musorkablub

KALIANDA – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung Selatan Dr. Frans Nurseto menyatakan dirinya siap mundur apabila pengurus cabang (Pengcab) mengajukan mosi tidak percaya atas kepemimpinannya selama ini. Frans yang dilantik pada Mei 2018 lalu, mengatakan hormat pada keputusan dan sikap belasan pengcab yang mengajukan mosi tersebut. Namun sebelum itu, dirinya bakal menjelaskan secara gamblang pada musyawarah yang akan digelar dalam waktu dekat. “Kami siap dan hormat apabila pengcab sudah tidakpercaya akan kepemimpinan dimasa kami. Sebab, saya juga tidak dibayar. Jadi untuk apa ambil pusing,” kata Ketua KONI Lamsel Dr. Frans Nurseto kepada wartawan usai pertemuan di ruang Bupati Lamsel, Senin (3/9) siang kemarin. Meski begitu upaya musyawarah masih bakal ditempuh guna mewujudkan KONI Lamsel yang lebih progresif dengan program-program yang sistematis. “Soal mosi kita akan panggil beberapa Pengcab karena jumlah yang setuju dan tidak setuju hampir berimbang, kami akan menjelaskan kembali tentang Undang-undnag penyelenggaraan,” ujarnya. Frans melanjutkan sejatinya KONI merupakan mitra Dinas Pemuda dan Olahraga, sehingga KONI hanya merancang dan menyusun program yang nantinya dijalankan oleh Dispora. “Selama ini memang KONI salah dalam sistem tersebut, yang seharusnya anggaran berada di Dispora justru pada nyatanya tidak demikian, ini yang tengah jadi fokus pembenahan kami,” kata Frans. Disinggung soal pembinaan? Frans menuturkan baru satu setengah bulan menjabat anggaran untuk KONI sudah turun sebesar Rp 2 miliar dari APBD. Dana tersebut dibagikan kepada atlet peraih medali Porprov sebesar Rp 1,5 M dan sisanya kata dia digunakan untuk pembinaan atlet. “Anggaran Rp 2 Miliar sudah kami bagikan langsung dengan para atlet peraih medali di Porprov. Sisanya sekitar setengah miliar kami pusatkan untuk pembinaan,” terangnya. Sementara itu Syahlani SH. MH, salah satu Ketua Pengcab yang ikut tanda tangan mosi menegaskan sejauh ini Pengcab tak dilibatkan pada penyusunan program. “Yang biasanya sebelum Agustus sudah mulai dilibatkan penyusunan program tahun ini justru tidak. Padahal Pengcab lah yang melakukan pembinaan terhadap atlet, atas dasar itu beredar mosi tidak percaya atas KONI sendiri,” ujarnya. Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto angkat bicara terkait kedatangan pengurus KONI. Ia meminta KONI membenahi urusan internal terlebih dulu sebelum melakukan pertemuan dengan dirinya. “Terus terang saya terganggu dengan adanya mosi tidak percaya yang disampaikan ke saya. Kami tidak ingin kisruh internal justru menjurus pada kemerosotan olahraga di Lamsel,” kata Nanang. Orang nomor satu di bumi khagom mufakat itu menegaskan program tak akan berjalan apabila internal KONI sendiri bermasalah. Belum lagi minimnya perhatian menyebabkan atlet berlarian meninggalkan Lamsel. “Saya paling pantang kalau sudah mendengar ada atlet berprestasi tapi tidak diperhatikan. Jadi benahi dulu lah apalagi prestasi Lamsel sedang merosot, siapa yang mau disalahkan kalau sudah begini KONI atau Dispora?,” sergah Nanang. Sementara Plt. Kepala Dispora Setiawansyah menjelaskan dana anggaran, Dispora tidak mengelola anggaran karena semua anggaran sudah dikelola KONI. “Jadi keliru, kalau pos anggaran ada di Dispora karena nyatanya KONI sendiri yang mengelola dana tersebut tidak lagi melibatkan Dispora,” kata Setiawan. Kedepan, Setiawan punya opsi pembinaan jangka panjang dengan memanfaatkan corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan untuk membina cabang olahraga tertentu. “ Ini yang tengah kami upayakan bagaimana dana CSR dialihkan ke pembinaan olahraga yang sifatnya jangka panjang,” tandasnya. Pantauan Radar Lamsel pertemuan yang tadinya untuk membahas keberlanjutan program itu berujung deadlock. KONI meminta waktu selama dua pekan untuk menyelesaikan polemik yang terjadi di tubuh KONI sendiri. Dibagian lain, belasan pengurus cabang (Pengcab) olahraga di Lampung Selatan tetap kukuh agar kepengurusan KONI Lampung Selatan dievaluasi. Bahkan, Pengcab-pengcab itu mendesak agar KONI Provinsi Lampung untuk segera menindaklanjuti aksi mosi tidak percaya pengcab dengan menggelar Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musorkablub) untuk mengganti kepemimpinan KONI Lamsel saat ini. Desakan ini disampaikan Ketua Forki Lampung Selatan Ariswandi yang mewakili belasan Pengcab. “Ada ketidakberesan dengan KONI saat ini. Yang perlu diketahui, Pengcab olahraga di Lamsel itu seluruhnya ada 23 Pengcab. Sebanyak 18 Pengcab sudah tanda tangan mosi,” ungkap Ariswandi kepada Radar Lamsel. Dia membenarkan bawah ada penambahan pembubuhan tanda tangan Pengcab dari 14 kini menjadi 18 pengcab. “Iya. Bertambah empat pengcab yang memosi. Kalau total pengcab ada 23, yang aktif 22. Kok bisa jumlahnya 33 pengcab?,” tanya Ariswandi. Ia menegaskan bawah evaluasi terhadap kepemimpinan Ketua KONI Lamsel Dr. Frans Nurseto tak bisa ditawar-tawar lagi. Selain hampir dari seluruh pengcab sudah tidak mempercayainya, pola kepemimpinan itu juga kerap membuat kebijakan yang diskriminatif terhadap pengcab olahraga. “Selama ini pengcab mempertanyakan uang pembinaan. Ternyata hanya beberapa yang disalurkan itu juga tak seberapa,” ungkap dia. Lantaran hal itu, Ariswandi berharap KONI Provinsi Lampung bisa secepatnya mengambil langkah konkret atas persoalan tersebut. Upaya itu juga dilakukan sebagai bentuk penyelamaat organisasi KONI. “Kalau tidak juga diindahkan, kami akan ngelurug ke KONI Provinsi untuk mempertanyakan kejelasan mosi ini,” pungkas Ariswandi. (ver)

Sumber: