Pemkab Klaim Inflasi tak Signifikan
Akibat Kelangkaan Gas Elpiji
KALIANDA – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan kembali menegaskan inflasi (Indikator untuk melihat perubahan) yang ditimbulkan atas kelangkaan gas elpiji tiga kilogram tidak begitu signifikaan. Dilihat dari statistik Januari hingga Agustus 2018, inflasi tahun kalender atau komulatif di Kota Kalianda bertengger di angka 1,78 persen. Sedangkan inflasi year on year sebesar 3,25 persen. Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang) Lamsel Ir. Mulyadi Saleh menjelaskan, Agustus 2018 inflasi lebih terkendali. Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram, kata dia, tidak begitu signifikan. “Inflasinya tidak begitu signifikan atau datar saja seperti tahun lalu yakni 0,16 persen,” kata dia kepada Radar Lamsel, Selasa (5/9) kemarin. Meski begitu, Mulyadi tetap mengantisipasi kemungkinan terburuk dengan melibatkan Satuan Kerja (Satker) untuk mencari faktor penyebab apabila terjadi lonjakan inflasi. “Pemkab sudah bentuk tim yang diterjunkan untuk mengendalikan inflasi yang plus minusnya 1,78 persen. Baik dari Satker dibidang pertanian, perdagangan dan sebagainya,” kata Mulyadi. Namun ia mengkhawatirkan, ada oknum-oknum yang memanfaatkan momentum dengan dalih kelangkaan elpiji tiga kilogram. Ia tak menampih kemungkinan pedagang melejitkan harga dengan alasan tersebut. “Artinya bila bicara inflasi masih terkendali sejauh ini, yang tidak kami inginkan adalah mengambinghitamkan kelangkaan elpiji tiga kilogram dengan menaikan harga misalnya. Ini yang tengah kami awasi,” sebut dia. Sementara dalam diskusi pembahasan inflasi itu, pihak Bank Indonesia (BI) Melly menegaskan, pedagang tidak perlu menaikan harga sebab biaya produksi masih terbilang stabil. “Biasanya ada pedagang yang memanfaatkan momentum kami tidak menganjurkan itu,” kata dia. Disinggung soal kurs (nilai tukar) dollar saat ini? Melly menuturkan, situasi saat ini tidak sama dengan fenomena 1998. Sebab meski terjadi peningkatan namun kata dia tidak lebih dari 5 persen. “ Artinya begini, nilai tukar rupiah saat ini tidak sama dengan 1998. Jangan sampai pedagang kecil justru menaikan harga barang sementara perusahaan besar sekalipun masih menerapkan harga normal,” terangnya. Pada bagian lain, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lamsel Tri Kuntjoro mengatakan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Kalianda pada Juli sebesar 129,06 persen sementara Agustus sebesar 129,08 persen. “Kalianda bertengger diurutan kedua setelah Kota Bandar Lampung, mengerucut pada Nasional inflasinya -0,05 saja,” tambahnya. (ver)Sumber: