Polemik Buruh PLTU Sebalang dan Sorento Berisiko Chaos

Polemik Buruh PLTU Sebalang dan Sorento Berisiko Chaos

KATIBUNG – Polemik buruh perusahaan di Kecamatan Katibung tak kunjung padam. Kali ini beberapa perusahaan berisiko chaos dengan pekerjanya terkait kontrak kerja hingga masalah upah. Terbaru, ratusan karyawan PLTU Sebalang dan PT. Sorento mempertanyakan ketetapan serta kepastian kontrak yang tak kunjung didapat meski ratusan buruh itu sudah bekerja bertahun-tahun. Ketua Komisi D DPRD Lamsel Yuli Gunawan menuturkan khusus PLTU Sebalang pihaknya telah mendesak agar direksi perusahaan memberikan jaminan kontrak terhadap ratusan buruh tersebut. “Sudah kami temui direksi perusahaannya untuk segera mengeluarkan permintaan berupa kejelasan kontrak terhadap seratusan buruh yang sudah bekerja selama dua tahun lebih,” kata Yuli Gunawan saat dimintai tanggapan, Minggu (9/9) kemarin. Buruh, kata Yuli, khawatir apabila situasi ini berlarut-larut. Sebab sewaktu-waktu perusahaan bisa saja melakukan pemecatan terhadap karyawan. Sementara karyawan tidak memiliki pegangan berupa SK kontrak. “Itu yang jadi sorotan kami, karena tidak jelas apakah 5 tahun atau sepluh tahun status kerja buruh tersebut. Kalau ada kejelasan kontrak buruh tidak was-was,” ujar politisi PAN itu. Pimpinan Komisi yang merupakan alat kelengkapan dewan bidang kesejahteraan itu menjelaskan PLTU Sebalang sudah di audiensi dengan buruh. Namun begitu, lanjut Yuli, buruh mesti bersabar menantikan proses penggodokannya. Disisi lain, polemik juga tengah menghinggapi perusahaan ready mix PT. Sorento. Bahkan polemik diperusahaan ini berisiko chaos dengan ratusan karyawan yang merasa nasibnya digantung oleh perusahaan. “Ada sekitar 100 orang, yang belum jelas apakah di PHK atau tidak sebab belum ada kejelasan sama sekali dari pihak perusahaan soal pembayaran upah atau uang pesangon,” kata sumber Radar Lamsel yang merupakan salah seorang dari 100 pekerja tersebut. Buruh, kata sumber tadi, sudah berupaya melakukan mediasi dengan direksi perusahaan namun tidak membuahkan hasil. Karena petinggi perusahaan sudah banyak yang tak aktif bekerja. “Kalau memang PT. Sorento itu bangkrut tapi kenapa anak-anak perusahaannya masih beroperasi. Itu yang jadi pertanyaan kami, kami berharap ada kejelasan jangan sampai menggantung,” sebut dia. Apabila masih menggantung hingga September berakhir, ia beserta 100 buruh lainnya berniat menggeruduk perusahaan lantaran merasa digantungkan nasibnya. “ Kalau tidak jelas juga lalu kami makan apa, kami harap ada upaya atau tindakan yang dilakukan oleh Disnakertrans untuk memberikan secercah harapan bagi buruh yang digantung nasibnya ini,” sebut dia. (ver)

Sumber: