Ratusan Penderita TBC dan HIV Masuk Radar Diskes

Ratusan Penderita TBC dan HIV Masuk Radar Diskes

KALIANDA – Dinas Kesehatan Lampung Selatan gencar menjaring penderita tubercolosis dan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Hasilnya sepanjang delapan bulan terakhir ditemukan sebanyak 843 penderita Tb paru dan 39 penderita HIV. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lampung Selatan Kristi Endarwati mengatakan, penjaringan kasus TB Paru ini terus dilakukan oleh jajarannya. “ Hasil tersebut sifatnya masih sementara karena 2018 belum usai. Kemungkinan bertambahnya penderita Tb paru dan HIV masih bisa berubah satu waktu. Tim dibawah juga sedang gencar menjaring agar penderita mendapat penanganan,” kata Kristi kepada Radar Lamsel, di Dinas Kesehatan Lamsel, (12/9) kemarin. Kristi melanjutkan, semakin banyak penderita atau terduga penderita TB paru terdeteksi akan semakin baik. Sebab pasien penderita dapat diikutkan dalam program pengobatan selama 6 bulan. “Sebenarnya untuk kasus TB paru ini semakin banyak kita bisa menemukan kasus baru, itu semakin baik. Karena penderita bisa mengikuti program pengobatan selama 6 bulan,” kata dia. Petugas kesehatan terusnya, aktif melakukan pendeteksian dan pencarian terhadap penderita. Untuk perbandingan kata Kristi, dapat dilihat dari data kasus pada tahun 2017 lalu. Dimana pada tahun itu ada 1.490 kasus TB paru baru berhasil ditemukan. “Kami menargetkan bisa menjaring sebanyak-banyaknya pasien agar mereka bisa mendapatkan program pengobatan,” imbuhnya. Disisi lain lanjut dia, medio Januari - September ini terdeteksi ada 39 kasus penderita HIV baru. Untuk perbandingan pada Tahun 2017 lalu Diskes Lamsel menemukan 99 kasus penderita HIV. Pihaknya, kata Kristi, terus melakukan pendeteksian sebagai upaya untuk mencegah, salah satunya pemeriksaan terhadap ibu hamil. “Untuk pemeriksan HIV ini, juga kita lakukan pada penderita TP Paru. Terutama yang terdeteksi resisten dari pengobatan,” tandasnya. Pada bagian lain, Pihak TB Care Aisiyah Rudi Hartono mengklaim dari hasil pendeteksian medio Januari - Juni , ditemukan 617 terduga TB paru, dengan BTA+ 77 orang dan semua tipe 41 orang. Sedangkan untuk Juli-Agustus sekitar 230 terduga TB paru yang berhasil ditemukan. Ia menambahkan selama ini pihaknya terkendala dalam mendeteksi penderita TB paru dikarenakan kurangnya dukungan dari aparatur desa dan kecamatan terhadap upaya untuk mendeteksi penderita. “Kurangnya dukungan aparatur desa dalam ikut mensosialisasikan tentang penyakit TB paru. Karenanya kurang ada kesadaran dari masyarakat untuk memeriksakan dirinya,” tutupnya. (ver)

Sumber: