Gafatar Pernah Terdaftar di Lamsel

Gafatar Pernah Terdaftar di Lamsel

KALIANDA – Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang belakangan terendus sebagai salah satu organisasi radikal ternyata pernah terdaftar di Kabupaten Lampung Selatan. Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Lamsel mencatat DPC Gafatar Lampung Selatan dengan Nomor : 220/418/36/IV.09/2011 tanggal 12 Desember 2011 yang ditandatangani Kepala Kesbangpol Lamsel Novandra S Raya, kala itu. Sumber terpercaya Radar Lamsel di Kesbangpolinmas Lamsel menyebutkan dalam akte pendirian Gafatar tercatat susunan pengurus DPC Gafatar Lamsel di Ketuai oleh Suhartono, Sekretaris Fatoni dan Bendahara Sunarto yang beralamat di Jalan Raya Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo. “Pernah meregistrasi organisasinya di Kesbangpolinmas,” ungkap sumber Radar Lamsel. Selanjutnya, beber sumber, tak lama setelah teregistrasi, Kesbangpol Lamsel menerima surat dari Dirjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Telekomunikasi Daerah Nomor : T.220/1091.DIII untuk pembatalan organisasi masyarakat (ormas) tersebut. Surat tersebut diterima sekitar April 2012. Lantaran surat itu, maka Kesbangpolinmas secara resmi membatalkan Surat Keterangan Terdaftar Ormas Gafatar Lamsel melalui Surat No 220/233/IV.09/2012 tanggal 28 Mei 2012. Surat pembatalan ditandatangani Kepala Kesbangpol Drs. Ali Husnan, kala itu. “Soal registrasinya sudah tidak terdaftar lagi,” ujarnya. Disinggung mengenai gerakan Gafatar selama di Lamsel? Staff di Kesbangpolinmas ini tak tahu menahu. Menurut dia, sejauh ini yang diketahui hanya sebagai proses registrasi organisasi yang belakangan ini mencuat pasca banyak masyarakat yang hilang. “Saya kurang tahu persis kalau bicara itu (gerakan’red),” ungkap dia. Belakangan, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mencuat pasca hilangnya dr. Rica warga Lampung Tengah dan sejumlah warga lainya di Indonesia. Berdasarkan berbagai informasi yang didapat, Gafatar merupakan organisasi yang mengklaim bergerak di bidang sosial dan budaya. Deklarasi Gafatar dilaksanakan pada Sabtu 21 Januari 2012 di gedung JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Namun belakangan ini, Gafatar disebut-sebut terafiliasi dengan gerakan-gerakan radikal. Termasuk disebut sebagai aliran sesat yang mendapat kecaman dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). (idh)

Sumber: