PENENGAHAN – Aparatur Desa Kekiling terus mencari tahu tentang Basri (44), seorang yang diduga sebagai pencuri di Pondok Pesantren Ushuluddin. Rasa penasaran aparat desa ini dilatar belakangi oleh maraknya barang milik warga yang hilang sejak Basri dan keluarganya tinggal di salah satu kontrakan di dusun 2, Desa Kekiling. Selain itu, Basri juga dinyatakan tidak pernah melapor kepada aparatur desa setempat bahwa telah mengontrak salah satu rumah di dusun 2. Selasa (20/11) kemarin, Aparat Desa Kekiling mengunjungi kontrakan Basri. Kunjungan ini disambut oleh Sarinawati (43), istri Basri. Aparatur Desa Kekiling mengecek rumah kontrakan Basri untuk memastikan kondisi kontrakan tersebut. Aparat Desa Kekiling mengecek satu per satu ruangan kontrakan itu, tetapi mereka tak menemukan benda mencurigakan atau barang dugaan hasil pencurian. Usai melakukan pengecekan, Kepala Desa Kekiling Idham Husni meminta keterangan Sarinawati terkait profesi suaminya. Sarinawati mengatakan bahwa Basri bekerja serabutan sebagai tukang muat pisang. Tetapi, saat diintrogasi oleh aparat desa setempat yang menanyakan Basri bekerja di mana dan dengan siapa, Sarinawati tak mengetahuinya. Wanita dua anak ini mengaku hanya mengetahui sebatas itu. “Suami saya kerja muat pisang, tapi saya tidak tahu dia kerja di mana dan dengan siapa,” kata Sarinawati. Mendengar penjelasan itu, Idham Husni menganggap hal tersebut janggal. Idham yang didampingi kepala dusun dan ketua RT setempat menilai tak mungkin seorang istri tidak mengetahui di mana dan dengan siapa suaminya bekerja. “Memang itu privasi, tapi ini cukup aneh. Saya rasa sangat tidak seorang istri tak tahu di mana tempat suaminya bekerja,” katanya. Mendengar jawaban Idham, Sarinawati kembali mengatakan, bahwa ia tak mengetahui secara persis di mana suaminya bekerja. “Yang saya tahu dia kerja muat pisang, itu saja. Soalnya suami saya tidak pernah bilang kerja di mana dan dengan siapa,” katanya. Di luar profesi, Idham juga menanyakan soal kejelasan kendaraan milik Basri yang ditemukan warga di perkebunan yang diduga hendak melakukan pencurian di Pondok Pesantren Ushuluddin pada Minggu (18/20) lalu. Sarinawati menjawabnya dengan jujur, ia mengatakan bahwa motor tersebut bodong alias tidak dilengkapi surat-surat kendaraan. Yang cukup mengejutkan, Sarinawati mengatakan, kebiasaan Basri yang selalu membawa senjata tajam ke manapun ia pergi. “Tidak ada surat-suratnya. Kalau itu (sajam), suami saya bawa terus. Mau siang, mau malam, dan ke mana aja pasti dibawa,” katanya. Usai mendengar penjelasan Sarinawati, Idham bersama bawahannya langsung pergi. Idham mengatakan, maksud dan tujuan pengecekan rumah Basri untuk memastikan dugaan warga yang menganggap Basri sebagai pencuri. “Masalahnya dia tidak penah lapor kalau tinggal di sini, warga juga resah. Sebelumnya, Basri sempat mengontrak di dusun 1, pas di sana banyak warga yang kehilangan. Kemudian pindah ke dusun 2, di sini juga banyak kehilangan. Kami tidak menuduh, sebagai aparat desa kami hanya ingin memastikan laporan warga,” kata Idham. Kepala Dusun 2, Desa Kekiling, Zul Badri membenarkan bahwa ia tak pernah menerima laporan jika Basri telah mengontrak di lingkungannya. “Tidak pernah, inilah yang kami sayangkan, kenapa dia tidak melapor,” katanya. Hal senada juga dikatakan Ketua RT setempat, Rustam. Menurut Rustam, Basri dan keluarganya sudah tinggal di dusun 2 sejak 4 bulan lalu. Selama itu, Basri tidak pernah melapor. “Tidak pernah ada laporan, kami tahu sejak kasus ini,” katanya. Saat ini, Basri masih diamankan di Mapolsek Penengahan. Informasinya, Basri ditahan untuk menghindari emosi warga yang masih kesal dengan peristiwa dengan dugaan pencurian yang terjadi pada Minggu dini hari itu. (rnd)
Cek Kontrakan Basri, Aparatur Desa Kekiling Temukan Motor Bodong
Rabu 21-11-2018,08:23 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :