Mitigasi Bencana Masuk Kurikulum Sekolah?

Senin 07-01-2019,09:34 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Komisi D : Lamsel Butuh Edukasi Bencana

KALIANDA – Wacana pemerintah memasukkan mitigasi bencana kedalam kurikulum sekolah mulai mendapat tanggapan dari berbagai kalangan. Di Lampung Selatan wacana memasukan mitigasi bencana sebagai upaya mengedukasi siswa untuk tangguh terhadap bencana menuai respons positif. Mengingat kabupaten ini menjadi salah satu titik rawan bencana lantaran letak geografisnya. Wakil Ketua Komisi D DPRD Lamsel Mohammad Akyas menilai, apabila mitigasi bencana dimasukan kedalam kurikulum sekolah mulai dari SD atau SMP maka seharusnya semua kalangan mendukung. “ Edukasi tentang pentingnya pengetahuan terhadap bencana harus diketahui sejak dini. Apalagi saat ini pemerintah tengah menguatkan sistem pendidikan karakter dan mitigasi bencana bisa dilebur menjadi pelajaran khusus,” kata Akyas kepada Radar Lamsel, Minggu (6/1). Politikus dari Fraksi PKS ini menilai perlu adanya keterlibatan semua pihak mulai dari sekolah, guru hingga orangtua murid untuk memuluskan wacana tersebut. Terlebih kata dia terdapat dua sekolah dasar yang hancur akibat terjangan tsunami di Kecamatan Rajabasa beberapa waktu lalu. “ Melihat dahsyatnya bencana tsunami terdapat dua SD yang luluh lantah dihantam tsunami, maka edukasi bencana sangat perlu dipelajari oleh siswa guna mengetahui tanda-tanda alam utamanya indikasi sebelum terjadinya bencana,” kata dia. Selain Dinas Pendidikan, lanjut Akyas upaya memasukan mitigasi bencana kedalam kurikulum tentu tidak terlepas daripada campur tangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Maka dua OPD yang juga menjadi bagian kooridinasi Komisi D tersebut mesti sinkron. “ Harus ada kerjasama yang baik antar kedua OPD apabila akan menjadikan mitigasi bencana sebagai pelajaran sekolah. Terkait teknis apakah nanti jadi mata pelajararan khusus atau hanya jam tambahan kita tunggu keputusan pemerintah pusat. Yang jelas Lamsel butuh edukasi tersebut,” sebut dia. Disisi lain suara masyarakat agar anak-anaknya dapat mengetahui edukasi terhadap bencana menuai respon positif. Tak sedikit para orangtua yang menginginkan mitigasi bencana dimasukkan kedalam kurikulum sekolah. “ Tentu orang tua mendukung, sebab saat ini sudah ada beberapa fokus yang tengah diupayakan masuk dalam kurikulum mulai dari bahaya narkoba, radikalisme, hukum berlalulintas hingga pendidikan anti korupsi,” ujar Fatimah (40) salah seorang walimurid yang pro terhadap wacana tersebut. (ver)
Tags :
Kategori :

Terkait