GEDONGTATAAN - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Pesawaran bersama majelis taklim Musyawaroh Provinsi Lampung dan alumnus IPB akan menyerahkan sekitar 200 pasang sepatu untuk anak-anak sekolah dan sarana ibadah bagi warga di Desa Pulau Legundi.
\"Kalau tidak ada halangan, rencananya Rabu atau Kamis (10/1) ini kami akan berangkat ke Legundi untuk menyerahkan bantuan tersebut,\" ungkap Kepala Dinas PPPA Pesawaran, Binarti Bintang kemarin.
Dikatakan, beberapa waktu lalu pihaknya bersama OPD terkait sudah memberikan bantuan seragam dan alat-alat sekolah. Selain itu, juga sudah memberikan trauma healing terhadap warga Legundi yang menjadi korban tsunami.
\"Kita sudah berikan trauma healing, nanti pada saat penyerahan bantuan sepatu dan peralatan ibadah seperti mukena, sarung dan sajadah akan kita berikan langsung one by one. Sambil kita memulihkan kembali trauma yang dialami warga terutama anak-anak dan ibu-ibu,\" jelasnya.
Terpisah, sebagai upaya pemulihan trauma warga Desa Pulau Legundi yang terkena tsunami, Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Pesawaran akan mengirim tim trauma healing (penyembuhan trauma) ke desa tersebut.
Tim trauma healing tersebut akan bertugas untuk membangun kembali mental para korban pasca bencana dampak Tsunami di pulau Legundi.
Kepala Kemenag Pesawaran Farid Wajjedi, mengatakan anak dan perempuan merupakan kelompok paling rentan mengalami trauma pasca bencana. Sehingga trauma healing sangat penting agar kepanikan bisa berkurang dan mempermudah proses penanggulangan secara komprehensif.
“Kita tidak hanya berfokus kepada logistik bantuan saja, namun juga pemulihan psikologis korban. Jangan sampai mereka mengalami stres maupun depresi,” jelas Farid Wajjedi.
DIkatakan, trauma healing yang dilakukan Kemenag Pesawaran berupa kajian rohani yang akan disampaikan kepada korban, terutama anak-anak dan korban berusia dewasa akan dilakukan konseling.
“Nantinya yang akan kita ajak ke pulau Legundi sejumlah staf Kemenag pesawaran. Para da’i dan para penceramah untuk mengisi kajian rohani di Pulau Legundi. Untuk waktunya nanti dijadwalkan kembali, soalnya kondisi saat ini cuaca belum stabil untuk keberangkatanya,” pungkasnya. (Esn)