Petani Siap Merugi, Ribuan Hektar Tanaman Jagung Kekeringan

Rabu 09-01-2019,09:02 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

SRAGI – Petani di Kecamatan Sragi dan sekitarnya siap-siap menelan kerugian. Khususnya petani jagung. Pasalnya, sejak mulai penanaman jagung sekitar bulan Oktober lalu hingga saat ini, curah hujan diwilayah itu sangat minim. Ribuan hektar tanaman jagung di Kecamatan Sragi dan sekitarnya terancam kekeringan. Bahkan saat ini tanaman jagung yang memasuki usia 1-3 bulan sudah layu (ngelinting). Bahkan jika beberapa pekan kedepan tidak turun hujan sudah dipastikan, tanaman jagung diwilayah ini dinyatakan gagal panen.           Yusuf (40), salah satu petani jagung Desa Sumbersari mengatakan, sejak tiga bulan terahir di wilayahnya sangat jarang turun hujan sehingga mengakibatkan tanaman jagung mengalami kekeringan.           “Sejak Oktober sangat jarang turun hujan. Hanya beberapa kali itupun hanya gerimis saja. Padahal biasanya pada Januari curah hujan sudah merata,” kata Yusuf kepada Radar Lamsel, Selasa (8/1).           Menurutnya, minimnya curah hujan hampir sebagian tanaman jagung yang sudah berumur 1-3 bulan diwilayah ini mengalami kekurangan air dan terancam gagal penen.           “Saat ini dampaknya sudah kelihatan, Mas daun jagung sudah ngelinting bahkan sudah ada yang mulai kering. Kami terancam mengalami gagal penen,” ucapnya.           Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Sragi Eka Saputra membenarkan kondisi itu. Belum meratanya curah hujan ini mengakibatkan tanaman jagung seluas 1.906 hektar terancam kekeringan.           “Kami belum bisa merincikan tingkat kekeringan pada tanaman jagung. Namun ada empat desa yaitu, Desa Kedaung, Sumberagung, Sumbersari dan Margajasa yang sudah mulai merasakan dampaknya dengan luas 1.906 hektar,” ujarnya.           Ancaman kekeringan ini, lanjut Eka, tentunya mengakibatkan pertumbuhan jagung menjadi tidak normal dan akan berpengaruh mengurangnya jumlah hasil produksi panen.           “Tidak ada upaya yang bisa dilakukan, petani hanya mengharapkan turun hujan.  Karena lahan yang ditanami merupakan lahan kering yang tidak memiliki sumber air,” terangnya.           Selain itu belum merata curah hujan saat ini juga mengakibatkan bibit padi untuk lahan seluas 850 hektar terlambat tanam yang disebabkan petani belum bisa menggrap lahan.           “Petani padi saat ini juga belum  bisa menggarap lahan. Akibatnya bibit padi yang sudah siap tanam juga terancam mengalami kerusakan karena semakin tua,” pungkasnya. (vid)

Tags :
Kategori :

Terkait