Terbentur Biaya, Harjono Pasrah Lawan Kanker

SRAGI – Harjono (50) warga Desa Sukapura, Kecamatan Sragi hanya bisa pasrah dengan penyakit kanker kelenjar getah bening yang diidapnya. Sejak sepuluh hari terakhir ia hanya berbaring tempat tidurnya, meninggalkan semua aktifitas sebagai buruh tani.           Astuti (42), istri Harjono semula tidak menyangka rasa mual yang kerap dialami suaminya sejak pertengahan 2018 lalu disebabkan oleh penyakit kanker kelenjar getah bening. Penyakit terebut diketahui setelah Harjono menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakir suasta di Bandar Lampung pada Februari lalu.           “Awalnya kami mengira hanya disebabkan penyakit magh. Namun setelah mendapat rujukan kesebuah rumah sakit Suami saya divonis mengidap kanker kelenjar getah bening stadium empat,” tutur Astuti kepada Radar Lamsel, Kamis (18/7).           Setelah divonis mengidap kanker, pihak rumah sakit sempat menyarakan suaminya untuk menjalani camo terapi secara rutin. Namun pasangan suami istri yang berprofesi sebagai buruh tani ini mengurungkan niat berobat tersebut.           Keterbatasan biaya, ujar Astuti membuat ia hanya pasrah melihat tubuh suaminya yang lambat laun digerogoti kanker. Sejak sepuluh hari terahir, Harjono hanya bisa terbaring lemah diatas kasur melawan penyakitnya.           “Sekarang sudah tidak ada nafsu makan lagi. Jangankan untuk berjalan untuk bicara saja susah. Hanya terdengar lenguhan kecil saja,” ucapnya.           Selama satu bulan terahir, Astuti sempat mencari jalan pengobatanj alternatif untuk mengobati suaminya. Namun hal tersebut tidak membuahkan hasil. Bahkan saat ini kondisi suaminya saat bertambah semakin parah. “Berobat alternatif membaut penyakitnya makin parah, saat justru perut dan buah kemaluan suamisaya sudah membengkak,” sambungnya.           Sebelumnya ia juga sempat meminta pemerintah desa setempat untuk memberikan bantuan. Namun, kata Astuti, hal tersebut tidak pernah mendapat tanggapan dari pemerintah desa.           “Kami hanya meminta bantuan biaya tranportasi saja, tapi enggak ada tanggapan.Sekarang saya bersama suami hanya bisa pasrah melawan penyakitnya,”  tutur Astuti. (vid)