DBD di Tanjung Bintang Turun 5 Kali Lipat

Senin 27-01-2020,09:17 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

TANJUNG BINTANG- Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti di Kecamatan Tanjung Bintang mengalami penurunan di bulan Janiari 2020 ini. Kepala Unit Pelaksaan Teknis (KUPT) Puskesmas Rawat Inap (PRI) Tanjung Bintang Darmawan mengatakan bahwa bulan Januari tahun lalu terdapat 32 kasus DBD. Sedangkan pada bulan Januari tahun 2020 hanya terdapat 6 kasus. \"Hasil pemeriksaan lab yang positf DBD sudah enam. Per Januari tahun lalu jauh besar dibandingkan dengan sekarang. Kami sudah memanggil lima klinik di Tanjung Bintang. Kita kerjasama untuk melaporkan satu kali 24 jam jika menangani kasus DBD,\" ungkapnya kepada Radar Lamsel, Jumat (24/1). Dia mengatakan bahwa berbagai pencegahan sudah dilakukan, melalui fogging maupun pemberantasan jentik-jentik nyamuk. Menurutnya, pemberantasan jentik lebih penting dibandingkan fogging. \"Terkadang masyarakat tahunya harus difogging. Padahal yang lebih penting memberantas jentik-jentiknya. Pertumbuhan nyamuk itu cepat. Kalau sarangnya mati mereka akan tumbuh lagi,\" paparnya. Sambungnya, dirinaya juga mengatakan bahwa terdapat tiga Desa yang rawan terkena DBD di Tanjung Bintang. Yaitu, Desa Serdang, Purwodadi Simpang dan Desa Sindangsari. \"Tiga desa itu yang sering mucul kasus DBD. Bulan ini juga dari tiga Desa itu karena itu merupakan pemukiman padat penduduk. Oleh karena itu kebersihannya juga kurang terjaga,\" kata dia. Sementara itu, Dokter spesialis DBD Novita mengatakan bahwa penyakit DBD itu terdapat tiga tingkatan. Demam Dengue, DBD, dan yang terparah Dengue Shock Syndrome (DSS) yang dapat menyebabkan kematian. \"Selama ini belum sampai ada yang sampai tingkat DSS. Kalau DSS itu sudah sangat parah karena terdapat pendarahan. Yang ditakutkan ya DSS itu karena itu dapat menimbulkan kematian, kalau Demam Dengue, DBD masih bisa kita tangani, kalau sudah ditingkat DSS kita rujuk,\" jelasnya.(CW1)

Tags :
Kategori :

Terkait