KALIANDA - Pembangunan penangkap mata air milik Desa Tengkujuh, Kecamatan Kalianda, diprotes warga. Sebab, keberadaan infrastruktur penyokong sumber daya alam ini disebut menyulitkan warga yang keterbatasan air. Informasinya, Jumat (28/2/2020), warga dari Desa Tengkujuh, dan Desa Pauh Tanjung Iman melakukan aksi protes di lokasi bangunan penangkap mata air itu. Warga dari dua desa itu menyebut jika bangunan itu menyebabkan air yang mengalir di wilayah mereka menjadi keruh. Dampaknya juga meluas. Sawah milik warga di sekitar bangunan itu sudah lama kering karena air sulit mengalir. Padahal sebelum bangunan itu ada, air yang mengaliri sawah warga lancar-lancar saja. Beberapa hal inilah yang membuat warga melakukan aksi protes. Banyak pihak menduga pembangunan penangkap air itu tak melibatkan masyarakat. Baik dari Desa Tengkujuh, maupun Desa Pauh Tanjung Iman. Karena hal ini, masyarakat meminta penjelasan kepada Pemerintah Desa Tengkujuh selaku pihak yang menggagas pembangunan itu. \"Kami ingin tahu saja, supaya jelas. Karena selama ini banyak warga yang mengeluh. Kalau dulu airnya lancar, tapi pas ada pembangunan itu ada kendala,\" kata salah satu warga kepada Radar Lamsel, Jumat (28/2/2020). Radar Lamsel menghubungi Kepala Desa Tengkujuh, Bustami. Namun yang bersangkutan tidak menggubris pertanyaan yang diajukan dalam pesan WhatsApp. Meski dibaca, Bustami tak menjawabnya. (rnd)
Bangunan Penangkap Air Desa Tengkujuh Diprotes Warga
Jumat 28-02-2020,21:06 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :