Kalianda – Hujan menjadi musim yang paling menggembirakan bagi sebagian besar anak-anak. Hujan-hujanan, bermain di sungai menjadi permainan yang menyenangkan di hati mereka. Tapi, di balik kegembiraan dari musim hujan selalu ada bahaya. Bencana bisa datang tiba-tiba yang bisa mengancam keselamatan mereka, bahkan merenggut nyawa anak-anak. Musibah yang merenggut nyawa anak-anak ketika asik bermain memang tak jarang terjadi di sekitar kita. Pada 7 Januari lalu, seorang bocah bernama Jopan Ardiansyah (10) asal Desa Sukapura, Kecamatan Sragi meninggal akibat terbawa arus ketika bermain di jaringan irigasi. Masih dari kecamatan yang sama, peristiwa naas itu kembali terulangpada 28 Februari lalu di Desa Margajasa. Ikhsan Mustofa (11) juga meninggal akibat tertimpa pohon tumbang ketika sedang bermain hujan-hujanan besama teman-temannya. Peristiwa yang sudah merenggut dua nyawa pelajar itu mestinya menjadi perhatian Dinas Pendidikan Lampung Selatan untuk memberikan edukasi kesiagaan bencana ditingkat pendidikan sekolah dasar. Anak-anak sedini mungkin diberikan pemahaman, bahaya apa yang bisa datang ketika bermain hujan. Plt. Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan Thomas Americo juga tak menampik bahwa edukasi kebencanaan belum pernah diberikan kepada anak-anak di tingkat sekolah dasar (SD). Hingga sekarang edukasi kebencanaa baru menyentuh ditingkat pendidikan sekolah mengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). “Untuk saat ini pendidikan kesiagaan bencana untuk di tingkat sekolah dasar memang belum ada. Edukasi kebencanaan baru kita laksanakan ditingkat pelajar SMP dan SMA saja,” ujar Thomas, saat dimintai keterangan oleh Radar Lamsel, Minggu (1/3) pekan kemarin. Tak hanya belajar dari musibah naas di Kecamatan Sragi yang menelan dua korban pelajar itu. Menurutnya, edukasi kesiagaan bencana perlu diberikan di tingkat pendidikan lantaran Lampung Selatan banyak memiliki daerah berpontensi bencana yang dapat menelan korban. “Kenapa saya anggap penting karena Lampung Selatan ini memiliki banyak potensi bencana yang dapat mengancam keselamatan pelajar. Tak hanya disebabkan banjir atau pohon tumbang di Sragi itu saja, daerah pesisir yang dekat dengan laut juga memiliki potensi untuk keselamatan pelajar,” tuturnya. Lebih lanjut Thomas menjelaskan, kedepannya pihaknya akan merangkul Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan untuk meningkatkan edukasi kebencanaan di tingkat pendidikan, terutama di sekolah dasar. “Iya kita akan rangkul BPBD dan tak hanya pelajarnya saja. Tapi juga orang tua pelajar agar tidak lalai dalam menjaga buah hati mereka. Terutama di daerah yang mimilik potensi bencana,” ucapnya. Sementara itu Kepala BPBD Lampung Selatan, Darmawan juga mengamini bahwa pihaknya belum pernah memberikan edukasi kebencanaan di tingkat sekolah dasar. Selama ini hanya ada di tingkat SMP dan SMA itu pun berdasarkan panggilan dari pihak sekolah. “BPBD lebih berfokus memberikan edukasi kepada masyarakatnya, seperti di desa. Ada di tingkat SMP dan SMA namun itu dari panggilan pihak sekolah. Kami juga siap apabila dibutuhkan untuk memberikan edukasi kebencanaan ini di tingkat sekolah dasar,” pungkas Darmawan. (vid)
Menakar Pentingnya Edukasi Kebencanaan
Senin 02-03-2020,08:54 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :