Kendalikan WBC Dengan Metarhizium

Rabu 04-03-2020,08:26 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

PENENGAHAN - Lahan tanaman padi varietas ciherang seluas 5 hektar di Dusun Banyuurip, Desa Kuripan, Kecamatan Penengahan, dinyatakan masih aman dari serangan wereng batang coklat (WBC). Berdasarkan hasil pengamatan, organisme pengganggu tumbuhan (OPT) itu populasinya masih rendah. Sekitar 0.3e per rumpun stadia bunting. Agroekosistem yang ada di hamparan lahan padi berumur 30-40 hst itu juga masih seimbang kepadatan populasinya antara organisme pengganggu tumbuhan (OPT), dan musuh alami (MA) masih dominan musuh alami. Meski masih aman, petani dan POPT Kecamatan Penengahan berusaha mencegah penyebaran hama itu sejak dini. POPT bersama petani mulai melakukan langkah pengendalian sejak dini. Caranya dengan pengendalian melalui mekanisme ramah lingkungan yang berprinsip pada kaidah-kaidah pengendalian hama terpadu (PHT). keduanya mengendalikan OPT itu dengan agenshayati metarhizium. Penerapan ini dilakukan karena WBC harus diamati dengan intensif. “Untuk saat ini belum diperlukan pengendalian menggunakan yang berbahan aktif kimia. Karena pada prinsipnya pestisida adalah alternatif terakhir,” kata Petugas POPT Kecamatan Penengahan, Syafruddin, kepada Radar Lamsel, Selasa (3/2/2020). POPT, kata Syafruddin, sudah memberi rekomendasi kepada petani mengenai pengamatan rutin di lahan tanaman padi. Menurutnya, pelestarian musuh alami dan pengamatan lanjutan wajib dilakukan secara rutin setelah mengaplikasikannya dengan agenshayati. Apabila populasi WBC tetap meningkat, maka petani perlu melakukan langkah-langkah pengendalian. “Dengan menggunakan pestisida kimia yang sesuai anjuran dengan menerapkan langkah 6 tepat. Yaitu tepat dosis, tepat sasaran, tepat waktu, tepat cara, tepat mutu, dan tepat jenis pestisida,” katanya. Secara keseluruhan, keadaan tanaman padi seluas 2.100 hektar yang berumur 15-50 hst di Kecamatan Penengahan masih aman dari serangan organisme pengganggu tumbuhan maupun dari dampak perubahan iklim (DPI). Hal itu dikarenakan faktor alamnya yang sangat mendukung. Dengan curah hujan yang ekstrem maka sangat berpengaruh pada kelembapan. “Ini salah satu kegiatan gerdal (gerakan pengendalian) swadaya. Penerapan aplikasi agenshayati (metarhizium) terhadap hama wereng batang coklat,” katanya. Sarwani, anggota Kelompok Tani Sri Maju, mengatakan para petani siap menerapkan saran yang diberikan oleh POPT. Termasuk penggunaan metarhizium. Menurutnya, saran yang diberikan itu sangat baik untuk dijadikan bahan antisipasi perkembangan hama di saat cuaca yang tidak menentu. “Kami selalu mengadakan pengamatan rutin yang dilakukan setiap 3 hari sekali. Ini untuk antisipasi perkembangan hama di cuaca yang tidak menentu,” katanya. (rnd)

Tags :
Kategori :

Terkait