BAKAUHENI - Penumpukkan penumpang di Pelabuhan Bakauheni perlahan berkurang. Ini setelah ratusan penumpang di salah satu pelabuhan paling sibuk di Indonesia itu diseberangkan. Data yang dihimpun Radar Lamsel, tercatat ratusan penumpang yang terbagi dalam tiga kelompok telah menyeberang ke Pulau Jawa pada Senin (18/5/2020). Kelompok satu berjumlah 59 orang. Rombongan ini menyeberang menggunakan kapal WKP melalui dermaga 1. Selanjutnya kelompok dua yang berjumlah 46 orang. Mereka menggunakan kapal ATHYA untuk menyeberang ke Pulau Jawa melalui dermaga 3. Terakhir kelompok 3 berjumlah 89 orang yang menggunakan kapal JATRA ll dari dermaga 1. Sedangkan data angkutan lebaran (angleb) pada pukul 08.00 WIB, 17 Mei 2020, sampai pukul 08.00 WIB, 18 Mei 2020, telah diperbarui. Posko Angkutan Lebaran Pelabuhan Bakauheni mencatat selama 24 jam itu ada 61 trip kapal yang berangkat ke Pelabuhan Merak. Selama itu, ada 4.260 penumpang yang menyeberang. Rinciannya 884 orang pejalan kaki, dan 3.376 penumpang di dalam kendaraan. Sementara total kendaraan yang menyeberang ada 2.598 unit. Dengan rincian sepeda motor 2 unit, roda empat 670 unit, bus 8 unit, dan truk 1.917 unit. Kapal yang dioperasikan untuk mengangkut penumpang, dan kendaraan di Pelabuhan Bakauheni-Merak berjumlah 18 armada. \"Spesifiknya dari mana, kami kurang tahu. Tapi rata-rata mereka (penumpang) pekerja proyek yang sudah selesai, atau sudah di-PHK,\" kata sumber Radar Lamsel di Pelabuhan Bakauheni. Setelah ratusan penumpang itu diseberangkan, kini penumpukkan perlahan berkurang. Sumber ini menyebutkannya jumlah penumpang di Pelabuhan Bakauheni hanya mencapai puluhan. Perlu diketahui, penumpang yang sedang menjalani rapid test diperbolehkan masuk ke loket tiket. Sedangkan penumpang yang belum harus menunggu di luar loket. \"Kalau sampel sudah diambil, mereka tinggal nunggu hasil. Sambil nunggu transaksi tiket di dalam. Yang belum (tes rapid) nunggu di luar,\" katanya. Rapid test hanya akan dilakukan terhadap calon penyeberang yang terindikasi memiliki demam tinggi lebih dari 37.6 derajat, dan dilayani gratis. Bahan rapid test tersebut dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Sementara biaya Rp250 ribu itu hanya pengganti alat/bahan test cepat yang dilaksanakan, dan diterima langsung oleh pihak swasta. Harga alat tersebut sebenarnya Rp285 ribu per unit. Yang melaksanakan test cepat itu pihak swasta yang dimintai bantuan oleh KKP Kelas II Panjang. Langkah ini sengaja dilakukan agar penumpukkan di pelabuhan bisa terurai. Atas kebaikan pihak swasta selaku penyuplai, harga alat tersebut diberi keringanan sehingga masyarakat cukup membayar Rp 250 ribu. \"Pertimbangannya, jika penumpukan calon pemudik dibiarkan tanpa dibantu, maka berpotensi menimbulkan gangguan Kamtibmas,\" kata Kepala KKP Kelas II Panjang, R. Marjunet, saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Minggu (17/5/2020). (rnd)
Ratusan Orang Sukses Seberangi Selat Sunda
Selasa 19-05-2020,09:33 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :