GEDONGTATAAN - Tenaga kesehatan Puskesmas Rawat Inap Gedongtataan sambangi kantor Desa Sukaraja, dimana kedatangan para medis ini untuk meminta dilakukan mediasi dan klarifikasi terkait postingan salah satu warga Sukaraja di media sosial Facebook yang dinilai telah menyebarkan berita bohong (hoax) serta menyudutkan pihak Puskesmas terkait pasien positif Covid-19.
Menurut Kepala Puskesmas Gedongtataan, Dr. Imelda Carolia, dalam postingan akun Facebook yang belakangan diketahui milik SK, warga Desa Sukaraja dan dibuat pada 21 Mei 2019 itu dinilai telah melakukan perundungan (bullying) terhadap tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Gedongtataan, terlebih saat itu terdapat dua orang tenaga kesehatan Puskesmas Gedongtataan yang terkonfirmasi positif Covid-19.
\"Dalam postingan itu, yang bersangkutan menulis kata-kata \"Tolong banget buat anda-anda sekalian yang pulang kampung saat lebaran, yang tempat kerjanya ada yang positif Covid-19, yang kepasar beli baju lebaran, dan lain-lain cuma mau ngomong kalau mau mati, mati aja sendiri jangan nulerin orang lain, atau lingkungan. katanya tenaga medis tapi kok gak tau social distancing, kan bego,\" ujar Imelda saat membacakan postingan akun Facebook itu.
Akibat adanya postingan tersebut, jajaran tenaga medis merasa telah disudutkan karena dianggap telah divonis sepihak yang menyebut telah menyebarkan Virus kepada masyarakat.
\"Padahal tenaga kesehatan mendapatkan virus covid 19 justru dari pasien yang terkonfirmasi positif, OTG yang menolak di RDT dan di Swab, pasien yang berbohong terkait riwayat perjalanan, riwayat kontak dengan pemudik termasuk riwayat penyakitnya. Kebohongan inilah yang menyebabkan pelayanan kami menjadi tidak sesuai dengan prosedur yang sudah kami atur dan penularan dari warga kepada tenaga kesehatan tidak dapat dihindari,\" jelasnya.
Namun, meskipun demikian ia menyadari bahwa tenaga kesehatan adalah profesi yang tidak dapat menolak untuk mau tidak mau harus berkontak dengan Covid-19 sejak bulan Maret 2020 adalah fakta yang tidak dapat dibantah. Dengan Alat perlindungan seandanya sejak awal pandemi, seluruh staf Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan sudah menghadapi virus ini.
\"Jika kemudian setelah ada tenaga kesehatan kami yang tertular virus ini akibat tugas yang diembannya sementara banyak pihak sibuk menyalahkan, mengucilkan, mengusir dan menyebarkan berita bohong terkait tenaga kesehatan kami tersebut maka hal ini adalah bentuk penghianatan terhadap perjuangan ditengah pandemi covid 19. Dan kedatangan kami ini untuk meminta penjelasan kepada yang bersangkutan terkait postingan itu, dan kami minta agar menyampaikan permohonan maaf dan tidak mengulanginya lagi,\" imbuhnya.
Sebab dikatakanya, seluruh tenaga kesehatan yang reaktif RDT maupun positif swab telah diisolasi mandiri berikut seluruh keluarganya sesuai prosedur. Jadi kekhawatiran masyarakat yang berlebihan terkait tuduhan bahwa tenaga kesehatan telah menyebarkan virus tersebut ke tetangga dilingkungan sekitar rumahnya, dinilai tidak beralasan dan kontraproduktif.
Dan jika dikemudian hari, lanjutnya masih didapati tindakan-tindakan tidak menyenangkan, fitnah, dan diskriminasi dari warga dilingkungan tempat tinggal tenaga kesehatan tersebut maka pihaknya akan melaporkan ke Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pesawaran dan mengambil langkah secara hukum.
\"Kami menuntut dukungan dari seluruh element masyarakat untuk segera mengambil tidakan terhadap perlakuan diskriminatif dan penyebaran berita bohong terkait seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan dilingkungan tempat tinggal mereka masing-masing,\" tandasnya.
Sementara itu, SK saat memberikan keterangan dihadapan para tenaga medis, kepala desa dan aparat penegak hukum mengakui bahwa akun Facebook tersebut adalah miliknya dan ia sendiri yang menulis postingan tersebut. Namun, ia membantah jika tulisan itu ditujukan kepada tenaga medis khususnya Puskesmas Gedongtataan.
\"Saya posting itu karena saya melihat dan mendengar sendiri masih ada tenanga medis yang berada di pasar, dan tenaga medis itu adalah ayuk saya dan soal pasien Covid-19 itu tidak sama sekali menyinggung salah satu staf, tapi ada kerabat saya di Jawa sana dan atas nama pribadi saya minta maaf dengan apa yang sudah saya tulis,\" singkatnya.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Sukaraja, Dimas Malfinas yang berharap agar permasalahan ini tidak melebar, karena ia yakin hal itu terjadi akibat adanya ketidak kepahaman dan keselahpahaman masyarakat yang belum mengerti.
\"Saya meminta maaf atas ada warga saya yang membuat ketidaknyamanan para tenaga medis, saya juga mengingatkan kepada warga untuk tidak sembarangan membuat postingan. Karena kita harus menghargai tenaga medis yang sudah berjuang dalam penanganan terhadap pasien,\" pungkasnya. (Rus)