Menjerit, Terisolir Tanpa Bantuan

Senin 08-06-2020,09:00 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

SRAGI – Pasca hantaman banjir rob, masyarakat Desa Kualajaya Kecamatan Sragi, menjerit. Jeritan itu makin terjelaskan usai sejumlah penduduk disana mengaku amat menantikan bantuan dari pemerintah. Sebab, jalan utama menuju Dusun Kaualajaya terendam banjir setinggi 50 senti meter. Jalan alternatif  di lahan tambak yang biasa digunakan warga ketika bajir, juga tak bisa dilewati kendaraan, lantaran kondisi yang berlumpur karena ikut terendam banjir. “Sudah enggak ada akses jalan lagi. Jalan utama sepanjang 200 meter sudah lima hari ini juga terendam banjir. Jalan alternatif becek berlumpur, karena kala rob juga ikut terndam,” ujar Kepala Dusun Kualajaya Saripudin memberikan keterangan saat dihubungi  Radar Lamsel, Minggu (7/6) kemarin. Saripudin menjelaskan, hingga saat ini kondisi jalan utama menuju Dusun Kualajaya masih tergenang air dengan ketinggian 30-50 sentimeter. Sebagian warganya mengalami kesulitan keluar dusun memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Banyak kendaraan roda dua milik warga yang mati ketika melintasi jalan yang tergenang banjir tersebut, walaupun siang airnya masih tinggi, sampai 50 sentimeter. Kalau malam, ketika laut pasang bisa 70 hingga 100 senti meter. Warga agak terisolir, kalau mau keluar beli kebutuhan sehari-hari susah,” jelasnya. Saripudin mengungkapkan, sejak banjir yang terjadi pada Idul Fitri lalu, hingga saat ini warganya yang terdambak banjir belum mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. “Warga yang terdampak sudah didata sejak banjir rob lebaran kemarin. Hingga saat ini belum ada bantuan yang turun. Warga yang terdampak juga membutuhkan bantuan logistik,” ucapnya. Rizal (42) salah satu  warga mengaku, setelah dilanda banjir selama lima hari belakangan kini ia telah mengungsi ke rumah kerabatnya. Lantaran kondisi rumah yang sudah mulang mengalami kerusakan. “Lantai rumah sudah jebol karena terendam banjir. Dua hari yang lalu barang-barang sudah saya angkut, sementara mengungsi tempat mertua dulu,” tuturnya. Sama halnya degan Saripudin, Rizal juga tak menampik kesulitan mendapatkan akses keluar dusun untuk membeli kebutuhan sehara-hari. Selama ini pemerintah juga belum meberikan perhatian kepada masyarakat yang terdampak banjir. “Tidak ada bantuan yang turun, kami warga disini seperti dianaktrikan. Padahal banjir sudah lama melanda,  harapan kami ada upaya pemerintah untuk memberikan bantuan,” harapnya. (vid)

Tags :
Kategori :

Terkait