KALIANDA – Desakan para wali murid untuk segera menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di masa pandemi covid-19 bukan tanpa alasan. Sebab, faktor utama nya tidak lain karena mereka harus mengeluarkan buget lebih besar agar anak bisa mengikuti belajar dalam jaringan (daring). Bahkan, selama ini sebagian besar wali murid mengaku belum pernah memperoleh bantuan dari pihak sekolah untuk keperluan belajar daring. Seperti halnya yang disampaikan jajaran Dinas Pendidikan (Disdik) Lampung Selatan, jika dana BOS bisa dialihkan untuk pembelian kuota internet para siswa selama masa pandemi. Salah satunya seperti yang dikatakan Ruli Hadi (35) warga Desa Hara Banjarmanis, Kecamatan Kalianda. Dia mengakui, jika saat ini mengharapkan pihak sekolah segera menerapkan KBM tatap muka. Sebab, penerapan metode daring dianggap kurang maksimal dan memberatkan para wali murid. “Kami bukannya tidak khawatir akan keselamatan jiwa anak kami lantaran angka covid-19 masih tinggi di daerah kita. Tapi, jika daring ini berkepanjangan juga sangat memberatkan para wali murid khususnya yang hidupnya menengah kebawah. Karena sejauh ini tidak ada stimulus atau fasilitas dari sekolah yang seperti kata Dinas Pendidikan. Bahwa kuota internet bisa dibelikan melalui dana BOS. Saya belum pernah menerimanya,” kata Ruli kepada Radar Lamsel, Senin (24/8) kemarin. Disisi lain, metode penerapan belajar daring juga sangat membodohkan anak jika terus berkepanjangan. Sebab, anak-anak tidak pernah lepas dari gadget dengan alasan tugas sekolah yang mengharuskan mereka selalu mengakses adroid. “Kita tidak tahu apa anak-anak kita ini benar sedang belajar atau malah ke asyikan main game online. Itu kan sama saja membodohkan mereka. Apalagi sekarang ini semua bisa mereka lakukan dengan android. Ini menjadi keresahan dan kekhawatiran kami sebagai orang tua,” tutupnya. Hal yang sama juga dikatakan Nurohman (45) warga Desa Canggu, Kecamatan Kalianda. Sejatinya, dia sangat mendukung metode belajar daring dimasa pandemi covid-19 ini. Namun, lagi-lagi soal buget untuk kebutuhan kuota internet yang menjadi keluhan para wali murid. “Yang orang mampu atau ekonominya menengah keatas saja mengeluh, apalagi kami yang berada di ekonomi menengah kebawah. Secara pribadi saya senang dan mendukung metode daring demi keselamatan jiwa anak. Tapi harus diperhatikan lagi bagaimana kami yang berpenghasilan rendah ini bisa mencukupi kebutuhan kuota internet,” kata Nurohman. Selama penerapan metode belajar daring, imbuhnya, dia mengaku belum pernah mendapatkan bantuan pembelian kuota internet dari sekolah anaknya. Dia berharap, ada kebijakan pemerintah daerah khususnya memastikan jika dana BOS benar-benar tersalurkan untuk kebutuhan tersebut. “Belum pernah saya terima bantuan dari sekolah untuk beli kuota. Ya, selama ini saya pontang-panting cari uang bagaimana caranya agar anak saya tetap bisa mengikuti pelajaran melalui metode daring ini agar tidak ketinggalan. Hutang sana-sini terpaksa saya lakukan supaya anak tetap belajar seperti anak-anak lainnya,” tukasnya. Terpisah, Kepala Disdik Lamsel, Thomas Amirico tidak menampik jika system belajar daring memang banyak mengalami keluhan dan kereshan para wali murid. Namun, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah kongkret untuk menyikapi permasalahan yang tengah terjadi. “Jika memang persoalanya adalah soal jaringan internet, harus dibantu dengan anggaran dana BOS. Tidak boleh membebankan siswa dan orang tua. Jika memang banyak siswa nya yang tidak memiliki sarana fasilitas gadget, guru yang harus berkunjung ke rumah siswa. Maka, kita punya system pembelajaran luar jaringan (luring). Ini salah satu solusi yang kita siapkan agar materi tetap tersampaikan,” kata Thomas via whatshapp, kemarin. Pihaknya bakal mengarahkan sekolah untuk mengalokasikan anggaran melalui dana BOS untuk keperluan siswa dalam hal metode belajar daring. Seperti yang diamanatkan dalam pasal 9 Permendikbud nomor 19 tahun 2020. “Nanti akan kami ingatkan lagi kepada semua Kepala Sekolah di periode caturwulan III dana Bos keluar. Hal ini sebagai langkah kita untuk mengoptimalkan metode daring di masa pandemi covid-19,” pungkasnya. (idh)
Wali Murid tak Pernah Terima Bantuan Kuota
Selasa 25-08-2020,09:37 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :