Kalianda – Dua pekan menjelang hari Raya Idul Fitri membuat petani pisang di wilayah Kalianda menjerit. Bagaimana tidak, selain harganya yang semakin jatuh, buah pisang saat ini tak dilirik para pembeli. Koko (30) salah satu Petani Pisang Desa Kesugihan mengungkapkan, selama satu tahun lebih petani pisang terus dipukul dengan harga yang murah akibat pandemi Covid-19. “Alasannya karena Covid-19 yang membuat daya beli pisang di Jakarta menurun. Ya harga pisang yang dibeli dari petani juga ikut merosot,” ujar Koko kepada Radar Lamsel, Senin (3/5) kemarin. Bahkan saat ini untuk kelas pisang rebus, dari harga Rp 1.300 per kilogram kini hanya Rp 800 rupiah per kilogram. Parahnya lagi sudah diberi dengan harga yang murah buah pisang kini tak lagi dibeli oleh para tengkulak. “Untuk kelas pisang rebus, seperti jantan saat ini sudah Rp 800 rupiah. Sedangkan pisang buah, seperti pisang ambon dan kepok hanya Rp 1.500. Parahnya saat ini pisang sudang tidak laku, karena sudah mendekati lebaran,” ungkapnya. Hal senada juga diutarakan oleh, Yudi (32). Menurutnya, harga pisang yang jatuh selalu dirasakan petani setiap menjelang lebaran. Saat ini, kata dia, tidak ada lagi pengiriman buah pisang ke Pulau Jawa. “Ya mendekati lebaran tidak ada lagi yang mau beli pisang. Bahkan di kebun saya, pisang yang sudah siap panen saya biarkan saja matang, karena enggak laku,” sambungnya. Yudi juga tak, menampik buah pisang yang jatuh membutuhkan waktu lama untuk kembali normal. Bahkan sampai sebulan. “Kalau harga mau turun memang cepat sekali. Tapi kalau mau ke harga semula, butuh waktu lama. Sebulan belum tentu harga pisang kembali diangka Rp 1.300,” pungkasnya. (vid)
Pisang Tak Laku Menjelang Lebaran
Selasa 04-05-2021,09:20 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :