SW Pernah Sembunyikan Teroris

Senin 08-11-2021,08:01 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Mode Senyap Terendus Densus 88

PENENGAHAN - Densus 88 Antiteror kembali mengamankan terduga teroris asal Kabupaten Lampung Selatan, yaitu SW. Warga Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan itu diamankan sekitar waktu subuh, Jumat (5/11/2021). Keterangan yang diperoleh Radar Lamsel, warga setempat tidak ada yang mengetahui kalau SW telah dijemput oleh Densus 88. Warga mengaku kaget atas operasi penangkapan itu berjalan senyap yang dilakukan unit khusus tersebut. \"Entah kapan, tahu-tahunya dia (SW) ditangkap pas ada polisi yang datang ke sini,\" ujar Damar (33), warga setempat. Kepala Desa Kelaten, Toto Aminudin, juga tidak tahu kalau SW dijemput oleh Densus 88. Toto jelas syok, karena sela ini SW tidak pernah bersikap yang aneh-aneh atau menyimpang. Setahu Toto, WS juga tidak pernah mengumpulkan orang-orang di rumah. \"Ya, normal. Bertani seperti warga yang lain. Makanya saya kaget, saya juga tahunya ada Babinkamtibmas,\" katanya. Sementara ini hanya WS saja yang diamankan oleh Densus 88, sedangkan istri dan satu orang anaknya masih berada di rumah mereka. SW diketahui pernah mengikuti kegiatan fisik, dan juga terlibat dalam menyembunyikan beberapa nama DPO terorisme. \"Ya, benar,\" ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes. Pol. Zahwani Pandra Asryad saat dihubungi Radar Lamsel, Minggu (7/11/2021). Pandra mengatakan setelah dari sini, pengembangan jaringan tersebut masih dilakukan oleh Densus 88. Polda Lampung, kata Pandra, mengajak masyarakat memperkuat pemahaman mengenai bahayanya paham radikalisme dan terorisme. Pemahaman sampai ke tingkat RT ini diyakini dapat menangkal paham radikalisme di lapisan terendah dalam kehidupan bermasyarakat. Pandra mengatakan jika ada gerak gerik masyarakat yang mencurigakan, maka segera melaporkan ke perangkat RT, lurah ataupun pamong setempat. “Kita harap ada masyarakat yang melapor kalau ada hal-hal yang mencurigakan, kemudian ada tamu sampai melebihi batas perlu lapor RT setempat,” katanya. Pandra mengatakan masyarakat dengan ketidakstabilan emosi kerap dimanfaatkan untuk dimasukan ideologi radikalisme. Oleh karena itu, lanjut Pandra, pemahaman sejak dini tentang bahaya radikalisme perlu ditanamkan. Menurutnya, pemahaman itu pertama kali dari lingkungan keluarga dan kemudian lingkungan pendidikan yaitu sekolah, dan sosialisasi langsung di tengah masyarakat. “Jangan sampai anggota keluarga ini ikut kegiatan yang mengarah pada kejahatan termasuk terorisme. Peran pendidikan dari keluarga oleh orang tua, ayah dan ibu, ini pertahanan yang utama,” kata Pandra.   Sebelumnya, penangkapan terduga teroris di Kecamatan Natar cukup menggemparkan masyarakat Kabupaten Lampung Selatan. Tapi nyatanya, penangkapan itu tak membuat polisi heran. Sebab, memang ada beberapa wilayah yang dianggap rawan oleh Densus 88 Antiteror. \"Lamsel ada kecamatan dan desa yang dianggap rawan oleh Densus88. Natar dan Jati Agung,\" ujar Kapolres Lamsel, AKBP. Edwin, S.IK saat diwawancarai awak media, Rabu (3/11/2021). Edwin mengatakan polisi mulai mengamati pergerakan yang berbau terorisme. Caranya, deteksi dini melalui pembangunan masjid, dan pondok pesantren. Edwin mengatakan pembangunan masjid, dan juga pondok pesantren sah-sah saja dilakukan selama tak menjurus ke arah yang menyimpang. \"Pembangunan-pembangunan itu dibolehkan. Tapi untuk ke arah radikal itu yang kita antisipasi,\" katanya. Perwira menengah dengan pangkat melati 2 di pundak ini mengatakan semua warga negara harus sadar bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi, yang terdiri dari beberapa agama. Tetapi tetap berpegang teguh pada Pancasila. Pedoman dalam Pancasila itu merupakan hal-hal yang harus diperhatikan. \"Beragama, ya beragama, Islam ya Islam. Islam, Islam Indonesia, bukan Arab. Hindu, Hindu Indonesia. Bukan India,\" katanya. (rnd)
Tags :
Kategori :

Terkait