KALIANDA – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak dan Keswan) Kabupaten Lampung Selatan kembali memperoleh alokasi dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak tahap II atau booster. Kali ini, jumlah dosis vaksin untuk melakukan vaksinasi booster sebanyak 8.700 dosis vaksin booster. Kepala Disnak dan Keswan Lamsel, Ir. Rini Ariasih menuturkan, sampai saat ini pihaknya masih belum rampung melakukan vaksinasi PMK tahap I. Namun, secara bertahap akan dilakukan terus vaksinasi PMK dengan melihat alokasi dosis vaksin dari Pemprov Lampung.
“Kita akan melakukan vaksinasi PMK sesuai dengan arahan dari pusat. Seperti sekarang ini, kita kembali mendapatkan alokasi dosis vaksin untuk tahap II atau booster sebanyak 8.700 dosis,” ungkap Rini kepada Radar Lamsel via telepon, Senin (29/8) kemarin.Dia menjelaskan, sejauh ini pihaknya telah menerima sebanyak dua kali dosis vaksin untuk tahap II atau booster. Yang pertama, sebanyak 6.500 dan sekarang ini sebanyak 8.700 dosis.
“Kita ditarget untuk menyelesaikan 8.700 dosis vaksin booster PMK ini sampai dengan 9 September 2022. Sekarang ini petugas sudah melakukan proses vaksinasi booster sejak Sabtu pekan lalu,” jelasnya.Lebih lanjut dia mengatakan, vaksinasi booster PMK bisa dilakukan setelah hewan ternak mendapatkan vaksinasi tahap I selama satu bulan. Sehingga, bisa menambah kekebalan hewan ternak terhadap serangan virus PMK.
“PMK ini kan virus. Jadi, vaksin booster ini bisa meningkatkan kekebalan hewan terhadap virus. Harapannya, tidak ada lagi hewan ternak di wilayah kita yang bisa terserang virus PMK,” pungkasnya.Ihwal penyebaran penyakit BEF, peternak di Kabupaten Lampung Selatan tidak perlu terlalu was-was dengan serangan penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF) yang dialami hewan ternaknya. Pasalnya, dengan penanganan dan pengobatan penyakit itu dapat segera disembuhkan. Rini Ariasih tidak menampik, jika banyak hewan ternah yang mengalami penyakit BEF. Penyakit tersebut, kata Rini, memang gejalanya sangat menyerupai dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Tapi sekarang sudah banyak yang sembuh. Gejalanya memang sangat mirip. Diawali demam, berliur juga. Tapi bedanya kalau PMK ini hewan ternaknya sariawan dan di kuku nya. Memang gejalanya hampir mirip,” ungkap Rini.Dia menyebut, penyakit BEF ini cukup dikenali oleh para peternak. Bahkan, mereka sudah mampu melakukan pengobatan sendiri karena memang sering dialami pada saat perubahan cuaca.
“Kalau memang mereka khawatir laporkan kepada petugas di lapangan. Nanti akan langsung kami tangani dan diberikan pengobatan. Pasti akan sembuh dalam waktu cepat penyakit BEF nya,” imbuhnya.Di bagian lain, Rini menyatakan persoalan PMK di Lamsel masih menjadi momok bagi para peternak. Namun, pihaknya siap melakukan penanganan jika ada gejala-gejala hewan ternak yang mengidap PMK.
“Kalau untuk yang positif PMK belum ada laporan lagi. Tapi, kalau gejala yang mirip banyak. Dan banyak juga yang sudah sembuh setelah dilakukan penanganan yang benar. Jadi, kita tidak tahu apakah gejala yang serupa itu adalah positif PMK. Karena untuk mengetahuinya perlu dilakukan cek laboratorium dan memakan waktu lama. Yang jelas kalau ada gejala yang mirip langsung kita tangani sesuai prosedur,” terangnya.Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini ketersediaan vaksin PMK di Lamsel telah habis. Sebab, alokasi vaksin yang datang dari Pemprov Lampung telah disalurkan untuk kebutuhan vaksinasi booster bagi hewan ternak.
“Tetapi dalam waktu dekat kita bakal dapat kembali kuota vaksin dari pusat melalui Pemprov Lampung. Kemarin sudah dilakukan inventarisasi lagi. Kita tidak tahu berapa kuota untuk daerah kita. Tetapi, yang jelas untuk Provinsi Lampung itu sekitar 25 ribuan dosis yang bakal di terima,” pungkasnya. (idh)