PALAS – Petani di wilayah Palas hingga saat ini masih kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Bahkan sebagian petani terpaksa mengurangi dosis pemupukan tanaman padi lantaran sulit mendapatkan pupuk. Seperti yang dialami oleh Ketut Purne (45). Salah satu petani Desa Bali Agung ini mengaku, hingga memasuki pemupukan ke dua pada musim gadu ini petani masih sulit mendapatkan pupuk subsidi.
“Kita masih kesulitan mas untuk mendapatkan pupuk NPK, kalau urea ada. Padahal saat ini kita mau pakai untuk pemupukan padi yang ke dua,” kata Purne kepada Radar Lamsel, Selasa (30/8) kemarin.Bahkan, ia mengaku untuk musim tanam ke dua ini ia terpaksa memangkas dosis pemupukan tanaman padi hingga 50 persen. Lantaran kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Kalau di Bali Agung ini kuotanya memang sudah habis, terpakai di musim tanam rendeng. Kita pakai non subsidi, cuma kita kurangi dosisnya. Dari yang biasanya 1,5 kwintal sekali pupuk untuk sehektar, sekarang jadi 75 kilogram sekali pupuk. Walaupun nanti hasilnya tidak maksimal,” ungkapnya.Made Sujane (40) juga mengalami hal yang sama. Bahkan demi memenuhi kebutuhan pupuk untuk tanaman padi miliknya, Made harus mencari pupuk ke desa lain.
“Saya sudah keliling di Palas cari pupuk masih enggak dapat juga. Padalah sekarang sudah waktu pemupukan ke dua, tapi kita belum dapat pupuk,” sambungnya.Tak hanya di Desa Bali Agung, petani di Desa Bumi Asri juga mengalami hal yang sama. Sejumlah petani masih kesulitan mendapatkan pupuk untuk pemupukan ke dua akibat penyaluran yang lambat. Marsono (46) salah satu petani menjelaskan, petani saat ini mengalami kesulitan pasokan pupuk urea. Hal ini disebabkan penyaluran dari distributor yang terlambat lantaran sedang tutup buku. Padahal kata dia, saat ini petani sedang membutuhkan pupuk urea untuk pemupukan ke dua.
“Yang susah disini urea, NPK ada. Sudah kita tanya ke kios katanya, distributor sedang tutup buku. Harusnya pupuk tetap dikirim walaupun sedang tutup buku kalau barangnya memang ada, jangan di tunda. Sebab pupuknya mau dipakai petani,” pungkasnya. (vid)