KALIANDA – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Lampung Selatan memproyeksikan 3 desa menjadi Desa Eduwisata Swasembada Gizi. Pasalnya, ketiga desa tersebut telah berhasil dalam menurunkan angka stunting dan telah menjadi desa rujukan untuk penanganan penyakit tersebut dari daerah lain. Menurut Kepala DPMD Lamsel, Erdiansyah, SH, MM, tiga desa tersebut adalah Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan, Desa Sumber Sari Kecamatan Sragi dan Desa Palas Aji Kecamatan Palas. Sebab, ketiganya telah berhasil menangani stunting hingga angka nol.
“Kita promosikan tiga desa itu menjadi eduwisata swasembada gizi. Karena, dari keberhasilan mereka menangani stunting banyak daerah lain yang ingin datang ke Lamsel untuk belajar cara menangani stunting,” ungkap Erdi kepada Radar Lamsel dikantor nya, Senin (5/12) kemarin.Dia menegaskan, salah satu daerah yang sudah mendatangi Lamsel untuk belajar menangani stunting adalah Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung. Bahkan, dia menginformasikan jika ada daerah dari Pulau Kalimantan yang juga berniat melakukan study tiru ke Bumi Khagom Mufakat ini.
“Jadi, kedepan kita arahkan 3 desa ini yang akan memberikan pembelajaran bagi daerah mana saja yang ingin belajar mengenai stunting. Karena memang tiga desa ini sudah terbukti sehingga membawa Lamsel memperoleh penghargaan tingkat nasional dalam penanganan stunting,” imbuhnya.Dia menjelaskan, mempromosikan 3 desa ini menjadi Eduwisata Swasembada Gizi bukan tanpa alasan. Sebab, mereka memiliki keunggulan masing-masing dalam hal penanganan stunting didesanya. Mulai dari Desa Pasuruan yang mempunyai program lumbung gizi desa (bugisa), voucher bugisa, dan sistem informasi desa yang terkoneksi dengan penanganan stunting.
“Desa Sumber Sari juga memiliki program sendiri. Seperti BUMDes nya yang suport program stunting, bahkan menyisihkan keuntungan BUMDes untuk penanganan stunting,” terangnya.Wacana kedepannya, lanjut Erdi, selain mengunjungi eduwisata swasembada gizi juga akan disajikan paket produk-produk UMKM desa. Sebagai oleh-oleh bagi siapa saja yang berkunjung.
“Makanya konsepnya akan kita buat wisata sambil belajar. Bahkan nanti desa tersebut kita arahkan untuk menyediakan homestay bagi pengunjung yang ingin belajar lebih lama lagi di desa swasembada gizi,” pungkasnya. (idh)