NATAR, RADARLAMSEL.COM – Perbaikan jalan lintas sumatera di Kecamatan Natar terus menuai sorotan. Baru-baru ini petugas perbaikan jalan itu terlihat memasang median bekas yang tak tampak baru. Selain itu tambal sulam kerap membuat pengguna jalan ngedumel. Ketika malam dengan kondisi penerangan yang minim pengguna jalan dipaksa berhati-hati lantaran tambal sulam kerap jadi penyebab lakalantas disana. Masyarakat yang ditemui saat melintas di Jalinsum kecewa dengan pelaksana perbaikan jalan lintas di kecamatan Natar, pasalnya jalan tambal sulam yang dibangun sudah hancur lagi bahkan baru hitungan hari.
\" kita cek bersama-sama tepat di depan pabrik jagung samping kantor kecamatan Natar itu, baru diaspal dua hari sudah amblas lagi dan sekarang ditambal lagi berarti ada dugaan aspalnya tipis atau bahan yang digunakan tidak memenuhi standar aspal jalan lintas, \" kata Eko (34), Rabu, (18/1).Tidak jauh dari aspal yang amblas itu lanjut Eko, bahan material untuk median jalan sebagai pembatas dua jalur kemungkinan akan dipasang bahan bekas. Semestinya pelaksanaan mengganti bahan media jalan tersebut, karena jalan yang diperbaiki itu bukan jalan desa tetapi jalan nasional dengan anggaran tidak mungkin sedikit.
\" lihat lah secara bersama, beton segi empat yang di pasang sebagai median jalan itu barang lama. masa jalan yang dilalui pejabat negara setiap hari yang melintas dari bandara Internasional kondisi mediannya begitu, \" Katanya.Sebelumnya Pergerakan masyarakat analisis kebijakan (Pematank) melakukan orasi setelah menerima banyak laporan dari masyarakat yang menyebutkan bahwa perbaikan jalan nasional itu asal jadi. Direktur pergerakan masyarakat analisis kebijakan menilai, polemik jalan nasional menjadi asumsi publik melalui pemberitaan di media masa, selain itu ada banyak laporan yang masuk dari masyarakat bahwa perbaikan tambal sulam jalan itu tidak bertahan lama sehingga setiap saat dilakukan perbaikan menggunakan uang dari negara.
\" Laporan masuk sangat banyak soal jalan nasional yang ditambal sulam terutama di jalan menuju Bandara kecamatan Natar, jalan Sukarno-Hatta (bypass), hingga ke kabupaten lain, kami turun menyuarakan masyarakat supaya ada tindakan dari penegak hukum, \" Kata Direktur pergerakan masyarakat analisis kebijakan Swadi Romli.Selain melakukan orasi kata Romli, pihaknya juga melayangkan surat laporan terkait jalan itu ke penegak hukum, seperti Kejati Lampung.
\" Anggaran untuk perbaikan jalan Nasional itu lebih Rp150 Miliar, hasilnya masyarakat bisa lihat sendri, hampir setiap bulan diulang-ulang terus pekerjaannya, tergugah lah hati penegak hukum ambil langkah mengapa jalan nasional ini selalu rusak sementara anggaranya sangat besar, \" Katanya.Pihaknya meminta kepada Balai Besar jalan nasional untuk transparan terkait perbaikan jalan nasional tersebut, dia juga meminta Polda, Kejati Lampung dan KPK mengusut tuntas perbaikan jalan itu.
\" Kepada seluruh media cetak elektronik di Lampung mari kita secara bersama memantau setiap kegiatan pekerjaan yang menggunakan uang negara, karena berpotensi ada kerugian negara dari hasil pekerjaan itu, \" Katanya. (feb)