KALIANDA, RADARLAMSEL.COM – Anjloknya harga jual membuat Abdullah (55), petani tomat Desa Sukatani, Kecamatan Kalianda terpaksa membabat habis tanaman tomat miliknya. Ia membabat tanaman tomatnya lantaran harga jual saat ini sudah tidak sebanding dengan perawatan tanaman tomat yang membutuhkan banyak biaya. Abdulah mengatakan, bisanya harga tomat tingkat petani berada dikisaran Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu per kilogram. Namun selama satu bulan belakangan harga jual tomat merosot hingga Rp 1.000 per kilogramnya. “Hampir satu bulan ini, Mas harga tomat terus turun. Bahkan sekarang sudah seribu rupiah per kilogramnya. Sebelumnya kita jual tomat diangka RP 3 ribu sampai Rp 5 ribu,” kata Abdullaah, Rabu (25/1) kemarin. Abdullah mengungkapkan, anjloknya harga jual tomat membuatnya mengalami kerugian hingga Rp 10 juta. Bahkan setengah hektar tanaman tomat miliknya yang masih memproduksi buah terpaksa dibabat habis lantaran harga jual yang tak mengungtungkan. “Terpaksa tanaman tomat kita babat, meskipun masih berbuah. Kita jual buahnya juga tetap masih enggak balik modal. Bahkan kita rugi sampai Rp 10 juta,” sambungnya Menurutnya, anjloknya harga jual tomat ditingkat petani kemungkinan disebabkan panen tomat yang serentak serta gempuran tomat dari luar daerah. Meski begitu, anjloknya harga jual tomat saat ini tak membuat Abdullah jera untuk kembali menanan tomat.
“Walaupun sekarang anjlok kita tetap akan tanam tomat, karena ini hal yang biasa naik turun. Sudah lama tanam tomat, sudah lebih dari lima tahun. Tapi untuk saat ini kita ganti tanaman lain dulu karena harga sedang anjlok. Harapan kita harga bisa cepat membaik,” pungkasnya. (vid)