RAJABASA, RADARLAMSEL.COM - Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWSMS) diminta memperhatikan kondisi jalan di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Perhatian utamanya tertuju pada jalan di sekitar proyek pembangunan water break atau pemecah ombak.
DPRD Provinsi Lampung sendiri sudah mengingatkan BBWSMS untuk memperhatikan jalan-jalan di kecamatan yang terkenal dengan wisatanya itu. DPRD bersikeras, jangan sampai proyek bernilai miliaran rupiah itu memberikan dampak yang buruk apalagi sampai merusak jalan.
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Lampung, Nurul Ikhwan, mengatakan kalau pihaknya sudah menyampaikan persoalan tersebut kepada Dinas BMBK Provinsi Lampung. Pria yang akrab disapa Ikhwan ini bahkan sampai memberikan peringatan keras kepada pelaksana proyek tersebut.
"Pihak kontraktor waterbreak tidak boleh meninggalkan jejak-jejak jalan yang rusak," ujarnya kepada Radar Lamsel, Selasa (11/7/2023).
BACA JUGA:Pertina Bidik Emas dari Ring Tinju Kejurprov
BBWSMS, kata Ikhwan, harus memperhatikan kondisi jalan di sekitar setelah pengerjaan proyek selesai. Dia mengibaratkan proyek gerbang Tol Kotabaru, yang ketika selesai pembangunannya, malah jalan yang ada di sekitar jadi rusak tak karuan. Mirisnya, tidak ada tanggungjawab dari Hutama Karya.
Ikhwan mengatakan pihaknya akan memanggil BBWSMS dalam waktu dekat untuk mengkonfirmasi kondisi jalan yang dimaksud. Dia mengatakan untuk urusan yang satu ini DPRD Provinsi Lampung harus turun tangan secara langsung. Karena, kata dia, dinaa terkair tidak bisa menegur BBWSMS.
"Kami memiliki keleluasaan. Makanya persoalan itu (jalan rusak) harus segera dibahas dengan memanggil mereka (BBWSMS)," katanya.
Pelaksanaan pembangunan water break di Kecamatan Rajabasa dinilai mengacuhkan kondisi jalan. Akibatnya, ruas jalan tersebut menjadi becek dan licin, sehingga dapat berpotensi menghambat mobilitas kendaraan dan mengakibatkan kecelakaan.
Belum lagi saat kondisi cuaca terik, jalan menjadi berdebu kerap dikeluhkan pengendara. Masyarakat yang menggunakan jalan untuk mobilitas sehari-hari merasa tak nyaman. Debu yang berhamburan memburamkan pandangan. "Paling parah pas cuaca panas. Debunya makin menjadi-jadi," ujar Maman (35), warga asal Kecamatan Rajabasa. (rnd)