BANDARLAMPUNG, RADARLAMSEL.DISWAY.ID -Sejumlah warga penghuni Perumahan CitraLand Bandarlampung mengeluhkan lemahnya system keamanan dan buruknya data administrasi penghuni tetap di perumahan tersebut.
Pengelola perumahan bahkan tidak tahu data siapa penghuni sebenarnya dengan alasan agen yang mengontrakan tidak melaporkan secara administrasi kepada pengelola perumahan CitraLand.
Puncak kekesalan salah satu warga penghuni Citraland, Soeyanto terjadi sekitar pukul 00.00 wib malam Minggu (19/8/ 2023). Dirinya mengungkapkan, di depan kediamannya B2 No 07 terjadi keributan diiringi pemukulan oleh seorang laki-laki terhadap seorang wanita.
Diduga seorang pria yang melakukan pemukulan terhadap wanita tersebut tidak bisa berkomunikasi Bahasa Indonesia. Soeyanto menduga rumah yang persis berdiri di depan rumahnya itu sering dijadikan pesta untuk mabuk-mabukan.
Didalam percakapan grup whatsapp penghuni Citraland terkonfirmasi pihak keamanan yang bertanggungjawab terhadap keamanan lingkungan perumahan menggaku tidak tahu siapa penghuni yang telah berbuat onar tersebut.
“Perumahan ini benar² gak aman. Reaksi cepat tdk ada kalau ada apa-apa,” ungkap Soeyanto.
“Malam Bpk2 semua, sekiranya msh ada yg belum tidur. Di depan rmh saya B2 no 7. Ada keributan. Saya melihat sendiri ada pemukulan. Sekiranya ada yg bekerja sebagai aparat. Please tolong di check, krn konfirmasi sm satpam, mrk pun tak tau siapa penghuninya.”
Pihak pengelola Perumahan CitraLand Arif atas kejadian tersebut telah minta maaf dan mengaku akan melakukan cros cek atas kejadian tersebut.
“ Mohon maaf atas kejadian semalam dan ketidaknyamannya,Kami sedang cross cek dan pendataan terutama yang yang ngontrak akan kami perketat. Agen-agen yang menyewakkan juga akan kami tertibkan dan wajibkan serahkan data pengontrak,” jelas Ariif.
Menanggapi pernyataan pengelola Perumahan CitraLand Bandarlampung, Soeyanto secara tegas minta kepada pengelola agar menertibkan data penghuni,pengontrak dan tamu yang datang.
'‘Saya minta pagi ini langsung diproses ya Pak. Saya tidak suka sama mereka. Selain tidak paham Bahasa Indonesia, sikap mereka juga tidak friendly. Cenderung menghindar seperti penjahat narkoba atau gangster human trafficking.Saya juga akan minta petugas imigrasi memeriksa mereka. Citraland tidak memberikan rasa aman,” ujar Soeyanto. (*)