Bahrain yang Salah, Mengapa Indonesia Lebih Banyak Menerima Hukuman?

Selasa 12-11-2024,23:28 WIB
Reporter : admin
Editor : Randi Pratama

 

Komite Disiplin FIFA berdasarkan kode disiplin FIFA Pasal 14.1 mendenda Sumarji karena protes kerasnya saat laga melawan Bahrain. Pria berkacamata itu didenda sebesar 5 ribu franc swis atau jika dirupiahkan menjadi Rp89,5 juta. Kim Jong-Jin juga mendapatkan denda yang sama.

 

Jika denda kedua ofisial itu ditambahkan dengan denda telat kick off, maka jumlah denda yang diterima Indonesia mencapai angka sebesar Rp358 juta atau 20 ribu franc swis. Jumlah denda tersebut dua kali lipat lebih banyak ketimbang denda yang diterima oleh Bahrain.

 

Kalau dipikir-pikir, bisa-bisanya di laga itu cuma Indonesia yang kena denda. Padahal di akhir laga yang berujung dengan skor 2-2 itu, kerusakan tidak hanya melibatkan pemain dan ofisial Timnas Indonesia, tetapi juga para pemain dan ofisial Timnas Bahrain.

 

Namun, tentu kita tidak bisa menghakimi begitu saja. Apalagi kalau kita cuma jadi penonton di layar kaca. Tetapi jika membaca kenapa cuma Indonesia yang mendapatkan denda, sedangkan Bahrain tidak, FIFA boleh jadi hanya melihat yang melakukan protes keras dari pihak Indonesia, bukan Bahrain.

 

Asumsi itu memang liar dan tidak berdasar. Tapi jika benar demikian, itu sungguh lebih lucu daripada panclen dar der dor-nya Nopek Novian (menang kalah bukan tergantung wasit, tergantung angin. Ha-ha-ha) logis enggak sih? Indonesia yang merasa dirugikan, ya, otomatis Indonesia yang protes, dong.

 

Bahrain enggak protes karena justru mereka yang diuntungkan. Malah lucu puol kalau Bahrain juga ikut-ikutan protes ketika diuntungkan. Di laga itu Indonesia jelas merugi. Tim Garuda harusnya menang, tapi karena wasit mengkhianati keputusannya sendiri tentang injury time, Bahrain akhirnya bisa mencetak gol penyama kedudukan.

 

Protes keras itu tidak hanya berbuntut pada denda, tetapi sanksi juga. Protes keras yang dilayangkan Sumarji membuatnya dikartu merah. Alhasil dia pun diskors satu laga. Hukuman itu sudah dia jalani ketika Indonesia digebuk Cina pada 15 Oktober 2024 lalu.

 

Jadi di laga melawan Jepang pada 15 November 2024 nanti, Sumarji sudah bisa duduk di bangku cadangan lagi. Namun, tidak dengan Kim Jong-Jin. Pria yang bekerja sebagai analisis itu juga terkena skorsing sampai empat pertandingan.

Kategori :