SIDOMULYO – PT. Sumber Utama Lestari (SUL) akhirnya memenuhi tuntutan warga Desa Campang Tiga, Kecamatan Sidomulyo. Perusahaan yang bergerak bidang penampung hasil pertanian jagung itu akan membangun akses jalan bagi warga dusun induk sekitar perusahaan. Pemenuhan tuntutan warga itu diputuskan saat mediasi yang dilakukan beberapa hari yang lalu. Tidak hanya itu, pihak perusahaan PT. SUL juga akan memenuhi permintaan warga terkait tenaga kerja yang dipekerjakan di perusahaan itu. Camat Sidomulyo Syamsul Juhari, S.Sos mengatakan, kejadian tersebut menjadi pembelajaran setiap perusahaan yang akan membangun investasi agar memperhatikan warga setempat. “Setelah tujuh tuntutan tersebut disampaikan, akhirnya pihak perusahaan bersedia membangun jalan selebar 2 meter dan panjang 200 meter untuk delapan Kepala Keluarga (KK) yang berada di sekitar perusahaan gudang penyimpanan itu,” kata dia kepada Radar Lamsel, saat ditemui diruangannya, Rabu (5/10) kemarin. Dikatakannya, pihak perusahaan sebetulnya sudah kooperatif. Sebab dari tujuh tuntutan semula, pihak perusahaan sudah menyanggupi. “Termasuk 60 persen tenaga kerja, penyediaan air bersih, kontribusi terhadap masyarakat adat, material bangunan bekerjasama dengan warga setempat, semua disetujui,” ungkapnya. Saat disinggung apakah pembangunan perusahaan tersebut sudah berjalan kembali, Syamsul mengatakan, sebagai Camat dirinya menjembatani, apa kemauan masyarakat terhadap PT. SUL. “Satelah kami lakukan rapat dengan para tokoh dan pihak perusahaan, masyarakat mengizinkan pembangunan dilanjutkan dengan syarat pembangunan jalan yang diminta warga juga dilakukan,” tegasnya. Lebih lanjut Mantan Camat Rajabasa ini mengatakan, tidak ada keberpihakan terhadap perusahaan dan sekelompok warga. Namun mengambil solusi terbaik atas permasalahan yang timbul. “Hasilnya pemerintah desa sepakat dengan PT. SUL agar pembangunan perusahaan dilanjutkan dan jalan juga langsung dikerjakan pada Selasa kemarin,” papar dia. Sementara Direktur PT.SUL Agus Susanto yang masih bagian dari PT. Java Comfeed mengatakan, ini merupakan miss komunikasi. Sebab, PT.SUL yang notabennya sangat mengedepankan komitmen kerjasama terhadap petani dinilai lalai memperhatikan kondisi tersebut. “Awal mulanya tujuh tuntutan tersebut dilayangkan kepada kami, karena pihak perusahaan dianggap membohongi masyarakat setempat untuk pembangunan jalan. Dengan adanya tuntutan tersebut, tim langsung meninjau dan mengabulkan tuntutan masyarakat,” ujarnya. Sementara untuk tenaga kerja 60 persen harus dari warga setempat, Agus menegaskan akan memenuhinya. “Jangankan 60 persen, 100 persen pun kami menyanggupi. Asal sesuai dengan kemampuan dan skill yang dimiliki,” ujar dia menjelaskan. Sementara kontribusi untuk masyarakat adat, pihaknya bekerjasama dengan Uspika setempat untuk tetap mengedepankan filosofi dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. “Kami tetap kooperatif, untuk tuntutan saya rasa tidak ada maslah. Kami tidak keberatan,” katanya lagi. Yang terpenting sambung Agus, percepatan pembangunan harus segera dilakukan. Sebab, perusahaan yang bersakala Nasional itu ditargetkan rampung pada Desember tahun ini. (ver)
Akhirnya, PT. SUL Penuhi Tuntutan Warga
Kamis 06-10-2016,09:00 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :