PWI adalah Kita!

Kamis 26-01-2017,08:16 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Edwin Apriandi,Pemred Radar Lamsel HARI ini adalah hari yang sangat penting bagi wartawan yang tergabung dalam PWI Perwakilan Lampung Selatan. Sebab hari ini adalah hari dimana seluruh wartawan menentukan arah dan tapuk kepemimpinan dalam Konferensi Kabupaten (Konferkab) ke-VI PWI Lampung Selatan. Forum tertinggi organisasi ini adalah ajang yang biasa digelar. Tiga tahun sekali untuk kepengurusan PWI perwakilan. Karena alasan ini, konferkab yang akan digelar saya sebut menjadi hari yang penting, bukan bersejarah. Meski menjadi hari yang penting, tidak menutup kemungkinan dalam konferkab yang akan digelar di Kampung Wisata Tabek Indah, Natar, akan memunculkan sejarah-sejarah baru yang akan selalu lahir dalam setiap konferkab. Dalam pandangan saya kenapa disebut penting karena hari ini merupakan hari para wartawan menentukan arah. Arah yang akan dituju selama tiga tahun kedepan dalam koridor rel organisasi. Mengapa penting juga karena hari ini merupakan hari yang akan menentukan kepentingan organisasi kedepan. Yang muaranya untuk meningkatkan profesionalisme wartawan yang memiliki nilai-nilai humanistik dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya setiap hari. Tanpa lelah dan tanpa letih. Semua dilakukan sebagai bentuk komitmen dan dedikasi wartawan yang profesional. Tetapi dinamika yang kian dinamis memang tak bisa dihindari dalam setiap konferkab. Padahal dinamika ini menjadi hal yang lumrah dan biasa dalam setiap organisasi. Namun yang banyak dirasakan anggota lebih jauh dari itu. Konferkab kali ini bak memunculkan jurang pemisah atau gap yang sebenarnya tak ada. Katakan saja tentang gap wartawan media cetak harian, mingguan, bulanan maupun online termasuk media elektronik. Padahal dimata saya gap itu nyaris tak ada. Kalaupun ada, differensiasi itu karena asumsi-asumsi dan persepsi yang tak objektif. Dalam pandangan saya, kalaupun harus ada gap atau jurang pemisah antar wartawan adalah marwahnya. Yaitu wartawan profesional dan wartawan tak profesional. Sepanjang wartawan itu menjalankan tugas-tugas jurnalistik dia adalah wartawan profesional sesuai dengan profesinya. Apalagi wartawan yang menjalankan kerja-kerja jurnalistik sesuai UU pers dan kode etik jurnalistik yang menjadi substansi dasar bagi seorang insan pers. Artinya seorang wartawan profesional akan menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya dirumah media tempatnya bernaung. Yaitu wartawan media cetak harian akan menulis berita setiap hari, mingguan setiap minggu, bulanan setiap bulan, dan online setiap detik, menit, jam, maupun hari. Mereka ini adalah wartawan profesional. Kerja-kerja jurnalistik yang digeluti ini menjadi syarat utama seorang anggota PWI. Hal ini juga tertuang dalam Peraturan Dasar (PD) PWI yang menyebutkan; untuk menjadi anggota biasa PWI seseorang harus menjalankan profesi kewartawanannya secara aktif (PD Pasal 8 ayat 2 poin d). Keaktifan anggota PWI ini akan jauh lebih baik jika mempunyai sertifikat kompetensi wartawan dan bekerja pada perusahaan media yang berbadan hukum (PD Pasal 8 ayat 2 poin a dan e). Dalam menjalankan keaktifannya wartawan Indonesia harus berpegang teguh pada panji-panji kode etik jurnalistik. Dalam pasal 2 kode etik menyebutkan wartawan dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, gambar, suara, serta suara dan gambar) yang dapat membahayakan keselamatan umum, persatuan dan kesatuan bangsa, menyinggung perasaan agama, kepercayaan atau keyakinan suatu golongan yang dilindungi oleh undang-undang dan prasangka atau diskriminasi terhadap jenis kelamin, orang cacat, sakit, miskin atau lemah. Wartawan juga dituntut untuk tidak memiliki itikad buruk, tidak menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, gambar, suara, serta suara dan gambar) yang menyesatkan, memutar balikkan fakta, bohong, bersifat fitnah, cabul, sadis, dan sensasional. (kode etik pasal 3). Semua koridor ini membatasi kebebasan pers agar tetap bertanggungjawab dan profesional. Ini yang sesungguhnya menjadi marwah wartawan. Karena hal itu konferkab PWI perwakilan Lampung Selatan yang hari ini akan digelar adalah ajang peningkatan silaturahmi seluruh anggota PWI. Sebab, dalam forum ini seluruh wartawan akan hadir khususnya mereka yang menjadi anggota PWI dan pemilik hak suara. Kalaupun dalam dinamikanya para pemegang hak suara tak ada kata sepakat dan mufakat dalam silaturahmi itu, maka akan ditempuh melalui proses pemilihan one man one vote sesuai aturan PD/PRT. Proses ini juga menjadi hal yang biasa dalam organisasi. Terlebih pada hakekatnya seluruh wartawan di PWI Lampung Selatan memiliki kedekatan emosional yang jauh lebih berharga ketimbang proses pemilihan. Para wartawan akan tetap kembali ke khittah-nya sebagai penulis berita dilingkungan masyarakat Lampung Selatan setelah proses pemilihan apapun hasilnya. Kembali bergelut dengan satu kata yang selalu memburu wartawan yaitu deadline. Kembali kepada hiruk-pikuknya mengumpulkan data, mengolah, menulis dan menyiarkan berita yang ditulis oleh wartawan profesional. Baik secara harian, mingguan, bulanan, real time atau online maupun media visual. Baik sehari kemudian, seminggu kemudian, sebulan kemudian, setahun kemudian, bahkan bertahun-tahun kemudian dengan rezim kepemimpinan siapapun itu, wartawan di Lamsel akan tetap menulis. Aktifitas ini akan selalu bergulir sampai seorang wartawan benar-benar menyatakan berhenti dari aktifitas itu. Tak ada hal yang akan menghentikan wartawan menulis berita secara objektif dan cover both side. Senior saya bahkan berujar; satu-satunya hal yang menghentikan wartawan profesional menulis adalah kematian. Karena alasan itu sangat naif rasanya jika ajang konferkab menjadikan kita sebagai jurang pemisah yang sebenarnya bisa menjadi jembatan kesuksesan bersama dalam mewujudkan cita-cita insan pers, cita-cita organisasi, cita-cita masyarakat, cita-cita daerah, cita-cita bangsa dan negara. Hal ini juga yang meyakini saya bahwa PWI adalah kita. Wartawan yang menjaga profesionalisme dan martabatnya. Wartawan Indonesia di Kabupaten Lampung Selatan yang setiap hari akan bekerja dan berkarya dalam kerja-kerja jurnalistik yang profesional. Wallahu Bishawab. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait