PUNDUH - Galih Dwi Prasetyo (23) pemuda asal Desa Maja, Kecamatan Margapunduh berhasil menyabet peringkat II Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2017.
Bermula dari kecintaannya berternak kelinci pada 2015 silam, dimana mahalnya pakan kelinci dan sulit untuk mendapatkannya lantaran jarak tempuh dari Desa Maja Kecamatan Marga Punduh ke ibu kota Provinsi Lampung, membuat Galih berupaya menciptakan inovasi teknologi tentang pakan ternak yang berkualitas yang diberi nama \"Wafer Kelinci\".
Melalui inovasi yang dikembangkannya secara mandiri tersebut, berhasil mengantarkan Galih yang juga aktif sebagai pramuka pandega kwaran Margapunduh ini menyabet peringkat II Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2017 yang ditetapkan melalui Keputusan Asisten Deputi Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, Kementrian Pemuda dan Olahraga Nomor 10.16.1 Tahun 2017, tanggal 16 Oktober 2017, tentang Penetapan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2017.
Anak kedua dari tiga bersaudara buah hati pasangan Suyoto (Alm) dan Tuti Mursiam ini mengisahkan, pada 2015 ia memulai beternak kelinci, namun pemberian pakan kepada kelinci masih dilakukan secara konvensional yakni mencari rumput. Tetapi pemberian pakan tersebut (rumput) berdampak terhadap gangguan pencernaan kelinci karena didalam rumput banyak kandungan air dan getah. Sehingga, resiko kematian terhadap kelinci mencapai 90 persen.
\"Sehingga saya mencoba melakukan inovasi membuat pakan kelinci dari bahan dasar daun dan buah Turi yang difermentasi dengan micro organisme lokal (MOL),\" terangnya.
Sedangkan bahan MOL, imbuhnya, sangat banyak dan mudah didapat, yakni daun dan buah pepaya. Selanjutnya, pakan kelinci yang berbahan dasar daun dan buah Turi tadi dicampur dengan ampas tahu, wortel dan dedak. Selanjutnya difermentasi selama satu minggu, dan dilakukan pencetakan dan dijemur melalui sinar matahari yang bertujuan agar lebih awet.
\"Kenapa kita ambil bahan dasar daun dan buah Turi. Selain mudah didapat dan melimpah. Dan saya pelajari melalui referensi dan internet ternyata Turi mengandung banyak protein yang diperlukan kelinci,\" katanya.
Lebih lanjut Galih menjelaskan, pemberian pakan dengan Wafer Kelinci memiliki banyak keuntungan, diantaranya mengurangi tingkat kematian kelinci, meningkatkan reproduksi kelinci. Dinama satu kelinci indukan bisa melahirkan 6 hingga 8 anak kelinci secara konstan dan kontinyu. Dimana, kelinci merupakan salah satu hewan ternak yang dikategorikan playboy. Karena satu pejantan kelinci bisa membuahi 20 sampai 30 indukan.
\"Dari proses reproduksi hingga melahirkan sekitar 28 hari atau paling lama satu bulan. Dan saat ini, populasi kelinci yang saya kembangkan sudah mencapai 40 ekor. Ada 5000 member peternak kelinci dan wafer kelinci sudah mulai saya pasarkan ke sesama member tersebut,\" jelasnya.
Menurutnya, menyisihkan peserta pemuda pelopor baik dari tingkat kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional bukan suatu hal yang mudah. Ada sekitar 120 peserta di tingkat nasional dengan berbagai latarbelakang pendidikan, bahkan ada peserta yang bergelar doktor (S3). Dimana dari 120 peserta itu, dilakukan verifikasi oleh tim Kementerian hingga mengerucut 30 orang.
Sebagaimana diketahui, seleksi pemuda pelopor merupakan program rutin tahunan dari Kementrian Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Program ini diperuntukkan bagi pemuda berumur 16-30 tahun. Pemuda yang memiliki potensi berkesempatan untuk menunjukkan kepeloporannya pada salah satu bidang dari beberapa bidang yang diseleksi. Dihadapan dewan juri di Hotel central Jakarta Pusat pada 12 hingga 15 Oktober 2017 lalu. Dalam hal tersebut, Galih memaparkan kegiatannya pada bidang Inovasi Teknologi, yakni mempelopori pembuatan Pakan Ternak Kelinci Fermentasi Berkualitas “WAFER KELINCI”. (Esn)