Air Laut Pasang Surut, Ratusan Nelayan Libur Melaut

Jumat 02-02-2018,00:17 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

RAJABASA - Ratusan nelayan di Desa Waimuli Timur dan Desa Kunjir Kecamatan Rajabasa dipaksa meliburkan diri  dari aktivitasnya kelaut. Kondisi ini terjadi akibat pasang surut yang melanda perairan diwilayah tersebut. Menurut Agus (43), salah seorang nelayan Desa Waimuli Timur, kondisi pasang surut itu sudah terjadi sejak 4 hari, tepatnya pada Minggu (28/1) lalu. Sejak saat itu, kondisi pasang surut air laut terjadi secara bergantian dalam kurun waktu tertentu. Pada pagi hari air laut akan mulai pasang, setelah memasuki waktu siang, air laut akan surut kembali. Kemudian pada malam hari, air laut akan kembali pasang. “Sudah 4 hari mengalami posisi seperti itu. Selama itu kami (nelayan’red) dipaksa berhenti melaut,” kata Agus kepada Radar Lamsel, Kamis (1/2) kemarin. Agus mengatakan, selama 4 hari itu, para nelayan lebih memilih memperbaiki perahu dan memilih aktivitas lain seperti memancing. “Lumayan buat mengisi waktu luang,” katanya. Agus melanjutkan,meski para nelayan tetap memaksakan diri melaut, hasil yang dicapai pun tidak akan sesuai dengan harapan. Yang ada, para nelayan malah akan mengalami kerugian karena biaya hasil yang di dapatkan tidak sebanding dengan biaya operasional. “Dipaksa berangkat juga percuma, enak kalau dapat, kalau enggak gimana. Biaya operasional sekali berangkat minimal nyiapin Rp 150 ribu, seandainya enggak dapat ya kami rugi,” keluhnya. Hal senada juga diungkapkan Firman (28), dia mengaku lebih memilih berdiam diri ketimbang memaksa untuk melaut. “Ya sama, kita berhitung dulu kalau mau melaut. Hasilnya bakal sesuai apa enggak,” katanya. Saat ditanya apakah pasang surut air laut ini berhubungan dengan fenomena Super Blue Blood Moon yang muncul pada Rabu malam lalu, Firman pun menjawab bahwa fenomena itu tidak ada hubungannya dengan pasang surut air laut. “Kalau menurut saya tidak, tapi tidak tahu juga. Karena itu fenomena alam, yang membuat semuanya bisa saja terjadi,” pungkasnya. Di berita sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung menyatakan fenomena alam Super Blue Blood Moon yang terjadi Rabu (31/1) kemarin, akan membuat peningkatan gelombang pasang air laut. Menurut perkiraan, kondisi itu akan berlangsung 4 Februari mendatang. BMKG Maritim menyatakan peningkatan gelombang itu terjadi karena dinamika atmosfer untuk wilayah Lampung saat ini mendapati tekanan rendah di sebelah selatan Lampung yang mencapai 1003 hpa (hectopascal). Itu disertai dengan pergerakan angin lapisan 3000 ft yang bergerak laminer dari arah barat menuju ke arah timur. Kepala BMKG Maritim Lampung Sugiyono, ST.,M.Kom mengatakan, meski terjadi peningkatan pasang terhadap air laut, fenomena Super Blue Blood Moon itu tidak akan terlalu mempengaruhi kondisi cuaca. “Yang berhubungan dengan fenomena (Super Blue Blood Moon) itu hanya peningkatan gelombang saja, sedangkan untuk cuaca tidak ada hubungannya,” katanya. (rnd)

Tags :
Kategori :

Terkait