PALAS – Besarnya pengeluaran penyiraman untuk menghindari kekeringan membuat petani di Kecamatan Palas memutar otak. Demi mengehemat dana mesin pompa air yang semula berbahan bakar premium diganti menjadi gas elpiji. Nuryanto (48) salah satu petani Pulau Tengah mengaku sejak setahun lalu memodifikasi mesim pompa air miliknya menjadi berbahan bakar gas elpiji, hal tersebut dilakukannya untuk menghemat pengeluaran membeli bahan bakar. “Kalau di Palas ini mesin pompa air bahan bakar gas elpiji mulai marak 4 tahun yang lalu, karena lebih menghemat pengeluaran untuk beli bahan bakar,” kata Nuryanto kepada Radar Lamsel, saat ditemui di sawahnnya, Selasa (7/8) kemarin. Dibanding bahan bakar premium, lanjut Nuryanto, menggunakan gas elpiji lebih hemat biaya. Jika menggunakan premium dalam sehari ia bisa mengeluarkan biaya Rp 60.000 sedangkan mengunakan gas elpiji hanya Rp 25.000. “Kalau mesin dinyalakan dari jam 7 pagi sampai jam 5 petang cuma habis gas elpiji 3 kilogram yang haraganya saat ini Rp 25.000, sedangkan kalau paakai premium bisa habis 8 liter,” ujarnya. Tidak hanya Suyono. Widodo (50) demi menghemat dana petani Desa Bumi Asih ini juga memodifikasi pompa air miliknya bahkan sejak tahun 2013 silam. Meski lebih menghemat dana, namun ia mengakui memiliki kesulitan pada saat menyalakan mesin pompa. “Kesulitannya pada saat menghidupak mesin. Tekanan gas dan tekanan angin di karburator harus seimbang betul,” paparnya. Meski saat ini gas elpiji sedang langka, Widodo mengaku harus pergi ke desa tetangga untuk membeli gas elpiji tersebut. “Dan kedala saat ini petani kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji, bahkan harus mecari ke desa lain,” imbuhnya. (Cw1)
Hemat Biaya, Petani Modifikasi Mesin Pompa Air
Rabu 08-08-2018,09:07 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :