KALIANDA – Kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kilogram menyebabkan Hiswana Migas harus menggelar Operasi Pasar (OP) dua kali di Kecamatan Way Panji dan Palas. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Selatan Budiman Dabo menilai operasi pasar dirasa tidak tepat sasaran. Ia menilai perlu ada pembenahan pada sektor pendistribusian gas bersubsidi tersebut. “ Kalau kelangkaan itu memang biasa terjadi terutama pada gas bersubsidi. Pembenahannya mesti dimulai dari sektor pendistribusian, apakah sudah benar tepat atau tidak,” kata Budiman Dabo kepada Radar Lamsel, Kamis (15/8) kemarin. Ia menilai, pemicu kelangkaan gas elpiji 3 kilogram salah satunya dikarenakan masyarakat banyak yang menggantung pada penggunaan gas tiga kilogram tersebut. “ Sudah menjadi hukumnya, bahwa yang murah akan selalu cepat habis. Padahal sejatinya tabung 3 kilogram diperuntukan untuk masyarakat tidak mampu sementara realitanya masih banyak masyarakat mampu yang menggunakan elpiji 3 kilogram,” urainya. Lebih jauh Budiman Dabo beranggapan, kalau sasaran OP yang digalakkan Hiswana Migas tidak selektif maka sudah barang tentu OP yang digelar akan tidak terkontrol. “ Kenapa demikian? Karena mengarahnya memang kesana, masyarakat sudah pasti memilih yang murah. Entah itu mampu atau masyarakat yang tidak mampu,” ungkapnya. Dijelaskan, indikasi lainnya ada pada produktifitas masyarakat yang cenderung pada persaingan pasar bebas yang bermuara pada penggunaan barang murah. Ditambah lagi tidak adanya pengaturan regulasi terhadap distribusi elpiji bersubsidi. “ Saya kira memang sudah konsekuensi daripada keputusan. Misalnya gas subsidi sudah terlalu banyak padahal dimasyarakat sendiri mengalami kelangkaan. Intinya pendistribusiannya mesti mendetil dan selektif, solusinya beralih ke non subsidi bagi yang mampu,” terangnya. Di Kecamatan Way Panji, pada OP tersebut harga gas elpiji 3 kilogram yang diberikan kepada masyarakat dengan harga dasar atau Rp 16.500 per tabung. “OP dilakasanakan di lapangan kecamatan jatah yang diberikan Hiswana Migas sebanyak 650 tabung dengan harga Rp 16.500,-,” kata Camat Way Panji Isro Abdi. Sebelumnya Ketua Hiswana Migas Lampung Adi menerangkan, Kecamatan Palas dan Waypanji merupakan wilayah yang sangat terdampak dari kelangkaan gas elpiji. Hal tersebut dikarenakan pada musim kemarau banyak petani beralih mengggunakan gas elpiji tiga kilogram sebagai bahan bakar mesin pompa air. “Dua wilayah ini memeliki lahan sawah yang luas. Pada musim kemarau ini untuk menghemat biaya petani beralih ke gas elpiji, bahkan mereka sekali beli bisa 3-5 tabung,” paparnya. (ver)
Kadin Nilai OP Gas Elpiji 3 Kg tak Efektif
Kamis 16-08-2018,08:39 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :