MARGAPUNDUH - Masyarakat di Desa Pulau Pahawang khususnya di Dusun Jelarangan berharap agar rumah mereka segera dialiri listrik. Pasalnya, sekitar 40 warga didusun tersebut hingga saat ini masih menggunakan diesel secara swadaya untuk menerangi rumah mereka.
Misari warga setempat mengatakan, sejak satu tahun terakhir sekitar 380 tiang listrik sudah berdiri. Namun aliran listrik dari gardu induk PLTD belum sampai ke dusun mereka.
\"Ada sekitar 40 kepala keluarga di Jelarangan yang belum teraliri listrik. Kita berharap listrik dapat segera teraliri. Karena kami masih swadaya menggunakan diesel mas, biaya beli bahan bakarnya cukup tinggi,\" ungkap Misari.
Diakuinya, warga di Desa Pulau Pahawang sepakat membeli tanah ukuran 40 x 40 untuk gardu induk PLTD. Namun listrik dari PLTD tersebut belum teraliri hingga ke dusun jelarangan.
\"Karena mungkin ada perubahan rencana akan dibangun jaringan PLN bawah laut, sehingga dusun ini belum teraliri listrik,\" jelasnya.
Sementara Kepala Desa Pulau Pahawang, Ahmad Salim berharap masyarakat dapat lebih bersabar menunggu desa mereka teraliri listrik PLN. Pasalnya, jika tidak ada hambatan, jaringan kabel bawah laut segera akan direalisasikan di akhir tahun ini.
\"Mudah-mudahan akhir tahun ini jaringan PLN bawah laut dapat terealisasi. Dan bagi warga yang sudah beli KWH tidak perlu khawatir, mereka sudah teregistrasi di PLN. Dan saat ini KWH meter sudah tersedia. Tinggal menunggu jaringan kabel bawah laut terpasang. Untuk itu saya harap warga dapat bersabar. Pak bupati juga sudah menyampaikan agar masyarakat bersabar, karena butuh proses untuk merealisasikan jaringan kabel bawah laut tersebut, dan Insya Allah di 2019 sudah menyala,\" jelasnya.
Diakui Salim, jumlah kepala keluarga di Pulau Pahawang mencapai sekitar 470 KK. Dan sebanyak 200 warga yang sudah terdaftar sebagai pelanggan yang telah membeli KWH dan 80 kk sudah teraliri melalui PLTD. Dimana total pelanggan mencapai 300 kk lebih. Dan untuk daya 900 watt masyarakat mendaftar dan registrasi ke PLN yang difasilitasi pihak desa mencapai sekitar Rp 880 ribu. Kemudian pada saat akan membangun unit PLTD, masyarakat bermusyawarah dan sepakat untuk membeli lahan 40x40 meter untuk gardu induk PLTD.
\"Karena itu kita harus beli tanah mas, dan warga sepakat urunan Rp. 300 ribu per kepala keluarga. Kita beli lahan dari masyarakat perorangan untuk lahan PLTD sebesar Rp. 120 juta,\" pungkasnya. (Esn)