Perlu Enam Ribu Meter untuk Relokasi SDN2 Kunjir
KALIANDA – Ketersediaan lahan untuk relokasi korban tsunami tak hanya menyulitkan pembangun Hunian Sementara (Huntara). Untuk relokasi SDN 2 Kunjir Kecamatan Rajabasa, juga demikian. Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan Thomas Amirico menjelaskan, pihaknya kesulitan mendapatkan lahan untuk relokasi tersebut. Alhasil, puluhan siswa SDN 2 Kunjir direlokasi ke SDN 1 Kunjir untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). “ Kita lagi cari lahannya tapi belum dapat. Sementara proses belajarnya di SDN 1 Kunjir sudah berjalan dengan baik,” tulis Thomas melalui pesan WhatsApp massanger, Senin (21/1). Tak semua lahan memenuhi standardisasi. Apalagi traumatik pasca tsunami masih membekas dalam ingatan siswa-siswi disana. Untuk itu, lanjut Thomas, kalaupun pencarian lahan untuk relokasi belum membuahkan hasil maka yang diperlukan adalah opsi lain. “ Mencari lahan disana susah, ada juga dipinggir gunung bahaya untuk anak-anak karena rentan longsor. Jadi lagi progres cari lahan tapi kalau belum ada hasil juga nanti kita cari opsi lain,” paparnya. Orang nomor satu di Disdik Lamsel ini melanjutkan, idealnya Pemkab hanya perlu lahan seluas 6.000 meter untuk mewujudkan wacana relokasi SD yang berada dibibir pantai itu. “ Idealnya kita butuh 6.000 meter. Tapi kurang dari itu ya tidak apa-apa, menyesuaikan dengan keadaan. Yang penting ada lahan bermainnya untuk siswa,” urainya. Dalam progres ini, Disdik juga membuka informasi kepada publik terkait ketersediaan lahan yang memenuhi standard kualifikasi untuk relokasi sekolah. “ Mudah-mudahan dapat segera, karena memang kendalanya hanya ketersediaan lahan. Wacana relokasi ini sebagai upaya Pemkab menghilangkan sisi traumatik pasca tsunami,” terangnya. Sementara dari kacamata Komisi D DPRD Lamsel, relokasi itu wajib dilakukan oleh Pemkab Lamsel. Relokasi pun tak hanya sebatas, hunian dan sekolah. Namun Puskesmas pun dinilai wajib untuk direlokasi. “ Kalau kita dengar cerita para korban memang sangat sulit untuk menghilangkan sisi traumatik pasca tsunami. Selain sekolah, Puskesmas Rawat Inap Rajabasa juga harus sgera dialihkan,” kata Ketua Komisi D DPRD Lamsel Yuli Gunawan. Legislator dari Fraksi PAN ini mengatakan, status PRI Rajabasa yang semula rawat inap pun mesti dialihakan kembali ke status rawat jalan. Hal itu bila melihat urgensi, sebab PRI Rajabasa hanya berjarak beberapa meter saja dari bibir pantai. “ Kalau sudah sore, para petugas itu ketakutan. Itu tadi karena trauma yang masih membekas dalam fikirannya. Karena itu relokasi sekolah maupun Pueskemas itu mesti dilakukan,” imbuhnya. (ver)
Sumber: